Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Beri Sanksi Baru ke Iran, Perusahaan China Siap-siap Borong Minyak

Perusahaan China mungkin akan membeli banyak kargo seiring dimulainya sanksi baru Amerika Serikat (AS) terhadap ekspor minyak mentah asal Iran.
Ilustrasi. Kapal tanker pengangkut minyak./Bloomberg
Ilustrasi. Kapal tanker pengangkut minyak./Bloomberg

Risiko Terbaru

Perusahaan analisis minyak Rapidan Energy Group dalam catatannya mengatakan bahwa langkah-langkah tambahan ini juga meningkatkan risiko baru, terutama karena harga minyak mentah naik dan harga bensin telah meningkat hampir 30% dalam setahun terakhir.  

Selain itu, pihak lain, termasuk  konsultan Energy Aspects Ltd., mempertanyakan apakah Washington akan benar-benar bergerak maju dan memperketat cengkeramannya, sehingga berisiko menimbulkan inflasi bahan bakar dan ketidakpuasan publik. 

Berdasarkan data Kpler, China telah mengambil rata-rata 1,2 juta barel minyak mentah per hari dari Iran sejak awal 2023. 

Menurut Amrita Sen dari Energy Aspects, jika pembatasan atau sanksi baru dilakukan, maka langkah tersebut diprediksi akan memengaruhi ekspor minyak Iran antara 200.000 hingga 500.000 barel per hari.

Berdasarkan data pelacakan kapal Bloomberg, ekspor minyak mentah dan kondensat Iran mencapai 1,5 juta barel per hari pada Maret 2024.

Amerika Serikat (AS) berencana memberikan ‘hukuman’ dalam bentuk kebijakan perdagangan kepada China. Wacana itu muncul setelah AS menjatuhkan sanksi ke Iran.

Adapun belum lama ini, Pemerintah AS bakal segera memberikan saksi baru kepada Iran usai melakukan serangan balasan ke Israel pada Sabtu (13/4/2024).

Menteri Keuangan AS Janet Yellen menyampaikan sanksi baru yang akan diberikan kepada Iran berupaya untuk memangkas kapasitas Iran dalam mengekspor minyak.

“Sehubungan dengan sanksi, saya sepenuhnya berharap bahwa kami akan mengambil tindakan sanksi tambahan terhadap Iran dalam beberapa hari mendatang,” ujar Yellen dikutip dari Reuters pada Rabu (17/4/2024).

Yellen juga menambahkan pemerintah AS akan terus membahas sanksi yang akan diberikan supaya bisa mengganggu kondisi keuangan Iran.

Sementara itu, tak lama setelah menyasar Iran, AS kini tampak mengarahkan kebijakan internasionalnya kepada China.

Dilansir dari Reuters, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengusulkan tarif yang lebih tinggi untuk produk baja dan alumunium China hingga 25%, saat berkampanye di kota produsen baja yakni Pittsburgh, Rabu (17/4/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper