Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Makan Waktu 30 Tahun, PLTA Pertama di Aceh Ini Beroperasi Akhir 2024

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan di Aceh Tengah yang digarap sejak 1994 ditargetkan beroperasi komersial pada akhir tahun ini.
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan berkapasitas 88 megawatt (MW) di Aceh Tengah, Provinsi Aceh ditargetkan beroperasi komersial pada akhir tahun ini/Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan berkapasitas 88 megawatt (MW) di Aceh Tengah, Provinsi Aceh ditargetkan beroperasi komersial pada akhir tahun ini/Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan berkapasitas 88 megawatt (MW) di Aceh Tengah, Provinsi Aceh beroperasi komersial pada akhir tahun ini. 

"PLTA Peusangan ini memiliki peran yang sangat penting untuk memenuhi peningkatan kebutuhan tenaga listrik di Sumatra khususnya di Provinsi Aceh," kata Jisman saat kunjungan kerja ke PLTA Peusangan di Aceh Tengah, Selasa (23/4/2024), seperti dikutip dari siaran pers. 

Jisman menerangkan, tantangan ke depan di sektor ketenagalistrikan, bukan hanya terkait masalah keandalan, efisiensi dan harga listrik yang murah, tetapi juga masalah lingkungan, yang berimbas kepada tuntutan pengelolaan emisi dan peningkatan penggunaan energi bersih.

"PLTA Peusangan ini merupakan PLTA pertama di Provinsi Aceh dan saat ini progres fisik di lapangan telah mencapai 94,71% yang direncanakan commercial operation date [COD] unit #1 (45 MW) pada akhir 2024 dan unit #2 (43 MW) di Mei 2025," kata Jisman.

Pemerintah berharap pembangunan PLTA Peusangan bisa COD tahun ini karena dari segi pembebasan lahan hingga konstruksi sudah sekitar 90%.

"Seharusnya sudah tidak ada masalah, tinggal nunggu waktu, jadi saya berharap COD PLTA Peusangan ini jangan mundur," kata dia. 

Sebagai salah satu pembangkit energi baru terbarukan (EBT) terbesar di Provinsi Aceh, PLTA Peusangan memiliki peran sebagai pembangkit baseload, menurunkan biaya penyediaan tenaga listrik (BPP), meningkatkan keandalan sistem, berkontribusi dalam bauran EBT sebesar 0,61% dan menurunkan konsumsi gas LNG di Sumatra Utara.

Direktur Mega Proyek dan Energi Baru Terbarukan PT PLN (Persero) Wiluyo Kusdwiharto menuturkan, PLTA Peusangan ini adalah proyek PLTA terlama sepanjang sejarah. Proyek ini telah berumur 30 tahun. 

"Dari tahun 1994 dimulai dengan pekerjaan preparasi dan sempat terhenti 1996 karena ada masalah sosial politik, kemudian lanjut tahun 2011 dan sampai 2024 progresnya sudah 94%," kata Wiluyo.

Wiluyo menjelaskan, terkait dengan hambatan yang ada dalam pembangunan PLTA Peusangan secara teknis sudah bisa dituntaskan. Kendati demikian, kata dia, masih terdapat sejumlah isu berkaitan dengan masalah sosial. 

"Mudah-mudahan dengan adanya support dari Ditjen Gatrik dapat mendorong PLTA Peusangan selesai tahun ini," kata Wiluyo.

Adapun, pendanaan PLTA Peusangan saat ini dibiayai oleh Pendanaan dari JICA Jepang. 

Dalam perencanaannya, listrik yang dihasilkan dari PLTA Peusangan akan dievakuasi melalui jalur transmisi 150 kV PLTA Peusangan 1 – Takengon dan transmisi 150 kV PLTA Peusangan 2 – Bireun dan distribusi 20 kV Takengon Utara – Takengon Selatan yang saat ini telah selesai pembangunannya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper