Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom Energi sekaligus pendiri ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto menilai Pertamina EP dapat lebih fokus selepas rencana pengembalian sebagian aset mereka ke Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA).
Rencanannya, Pertamina EP bakal mengembalikan pengelolaan sebagian aset minyak mereka di Aceh seperti Lapangan Rantau, Perlak, Kuala Simpang Barat dan Kuala Simpang Timur.
Nantinya, pengelolaan lapangan bakal dilakukan lebih lanjut oleh PHE Aceh Darussalam selaku afiliasi Pertamina EP.
“Pertamina bisa lebih fokus pada aset-aset yang lainnya,” kata Pri saat dihubugi, Senin (22/4/2024).
Adapun, mandat pengembalian sejumlah blok Pertamina EP ke BPMA itu menjadi tindaklanjut dari Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Bersama Sumber Daya Alam Minyak dan Gas Bumi di Aceh.
Lewat beleid itu, manajemen operasi wilayah kerja yang berada di Wilayah Aceh sepenuhnya dilakukan oleh BPMA.
Baca Juga
Menurut Pri, proses pengembalian sebagian aset Pertamina EP ke pemerintah daerah bakal membantu kinerja lifting migas sejumlah aset yang masuk ke dalam teritori Aceh nantinya.
“Kalau pemberdayaan itu berhasil, tentu saja akan berdampak positif ke lifting nantinya,” kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, BPMA tengah menantikan proposal Pertamina EP ihwal pengembalian sebagian blok minyak mereka ke Pemerintah Provinsi Aceh.
“Mekanismenya tetap curve-out dan selanjutnya akan dijalani selama masa sisa kontrak production sharing contract (PSC) sampai 2035 oleh PHE Aceh Darussalam,” kata Kepala BPMA Teuku Mohamad Faisal kepada Bisnis, Senin (22/4/2024).
Secara paralel, kata Faisal, lembagannya turut menunggu persetujuan term and condition (T&C) dari Pemerintah Provinsi Aceh untuk pengajuan pengembalian sejumlah aset itu ke Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif untuk penetapannya.
Adapun, kepastian pengembalian aset itu turut didorong belakangan oleh surat yang diteken Arifin perihal Pengalihan Pengelolaan Sebagian WK Pertamina EP di wilayah Aceh kepada BPMA.
Surat yang diteken Arifin pada 26 Mei 2023 itu memberikan persetujuan untuk mengalihkan pengelolaan area tertentu dari WK Pertamina EP yang berlokasi di wilayah Aceh melalui mekanisme carved out.
Dengan demikian, kata Faisal, Pertamina EP dapat lebih fokus untuk mengembangkan aset-aset mereka lainnya yang membentang dari Aceh hingga Papua saat ini.
“Pertamina EP dapat bekerja lebih fokus karena ditangani secara khussu oleh afiliasinya yaitu PHE Aceh Darussalam,” kata dia.
Seperti diketahui, BPMA mencatat realisasi produksi migas KKKS Wilayah Kerja Aceh periode Januari-Desember 2023 tercatat sebesar 18222 barel ekuivalen minyak per hari (BOEPD).
Produksi ini mencapai 102% lebih tinggi dari target work plan and budget (WP&B) 2023 sebesar 17803 BOEPD.
Kepala Divisi Operasi BPMA, Hafizullah menyampaikan bahwa capaian positif ini tidak lepas dari koordinasi dan sinergisitas yang terus dilakukan antara BPMA sebagai regulator dan KKKS selaku operator di lapangan.
“BPMA terus melakukan upaya untuk dapat mendorong KKKS meningkatkan kinerja dan melakukan optimasilisasi di Lapangan guna mendukung upaya peningkatan produksi migas,” ujar Hafizullah lewat siaran pers 13 Maret 2024 lalu.
Untuk periode Januari hingga Desember 2023, realisasi produksi minyak KKKS Wilayah Kerja Aceh tercatat sebesar 1938 barel minyak per hari (BOPD).
Produksi tersebut 103 persen lebih tinggi dari target work plan and budget (WP&B) tahun 2023 yaitu 1889 BOPD. Tidak hanya produksi minyak, realisasi produksi gas juga turut berkontribusi dengan sebesar 91,19 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 102 persen dari target yang ditetapkan dalam WP&B yaitu 89,11 juta standar kaki MMSCFD.
Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap capaian produksi tahun 2023 ini yaitu program optimalisasi di Wilayah Kerja “B” yang dilakukan oleh KKKS PGE yaitu dengan mengoptimasi kinerja well-stream cooler untuk meningkatkan produksi kondensat. Selain itu juga dilakukan reaktivasi sumur suspended di Wilayah Kerja “B”.
Terhadap APBN, realisasi lifting migas mencapai 10455 barel minyak ekuivalen per hari (BOEPD) atau 97% dari target APBN tahun 2024 sebesar 11236 BOEPD.
Secara rinci dapat dijabarkan realisasi lifting minyak sebesar 1939 barel minyak per hari (BOPD) atau 99% dari target APBN yaitu 1950 BOPD. Selanjutnya, lifting atau salur gas bumi sebesar 47,69 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 92% dari target APBN tahun 2023 yakni 52 MMSCFD.