Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Timur Tengah Bergejolak, Pertamina Kaji Alternatif Jalur Pelayaran Minyak Mentah

Pertamina mengkaji opsi alternatif pelayaran untuk mengantisipasi kemungkinan gangguan pasokan dan logistik minyak mentah di tengah eskalasi konflik Iran-Israel
Kapal pengangkut minyak Pertamina Prime. - Istimewa
Kapal pengangkut minyak Pertamina Prime. - Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) tengah mengkaji opsi alternatif pelayaran untuk mengantisipasi kemungkinan gangguan pasokan dan logistik minyak mentah di tengah eskalasi konflik Iran-Israel pekan ini. 

VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso mengatakan, jalur alternatif itu dipetakan untuk menghindari kawasan konflik saat ini. 

“Opsi alternatif jalur pelayaran kita juga kaji sebagai langkah antisipasi gangguan jalur distribusi,” kata Fadjar saat dihubungi, Jumat (19/4/2024). 

Pertamina, kata Fadjar, terus memonitor rantai pasok global termasuk jalur pelayaran distribusi minyak mentah yang melalui Timur Tengah. 

Misalkan, dia mencontohkan, saat ini Pertamina terus memantau kapal yang sedang menuju Aljazair untuk mengambil minyak mentah yang posisinya menuju Laut Mediterania. 

“Pertamina terus memonitor rantai pasok global termasuk jalur pelayaran distribusi minyak mentah yang melalui Timur Tengah,” kata dia. 

Di sisi lain, perusahaan migas pelat merah itu turut melakukan mitigasi dalam hal building stock crude dan bahan bakar minyak (BBM) untuk memastikan ketahanan cadangan di dalam negeri. Dia mengatakan, ketahanan stok minyak mentah dan BBM domestik relatif dalam kondisi aman. 

Sebelumnya, pemerintah tengah menjajaki potensi impor minyak mentah alternatif untuk mengantisipasi risiko terganggunya pasokan hingga pelayaran akibat eskalasi konflik Iran-Israel pekan ini.  

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, kementeriannya telah memetakan sejumlah kawasan yang relatif tidak tergantung pada pasokan minyak dan garis pelayaran Timur Tengah.  

“Kalau kita lihat petanya kita bisa dari beberapa Afrika, kemudian juga dari Amerika Latin, tapi Venezuela disetrap [diembargo AS],” kata Arifin di Kantor Ditjen Migas, Jakarta, Jumat (19/4/2024).  

Ihwal potensi dari Amerika Latin itu, Arifin memerinci, penjajakan lebih lanjut pembelian minyak mentah bisa ditarik dari Guyana. Sementara itu, impor minyak dari Mozambik dapat menjadi alternatif untuk kawasan di Afrika. 

Saat ini, Kementerian ESDM mencatat ketahanan stok atau cadangan bahan bakar minyak (BBM) nasional berada di kisaran 30 hari atau relatif aman.  Adapun, PT Pertamina (Persero) telah berkontrak dengan beberapa pemasok BBM dari luar negeri yang berkomitmen untuk tetap memasok sesuai kontrak.  

Sumber utama impor BBM Pertamina berasal dari Singapura, Malaysia, dan India. Sementara itu, impor LPG Indonesia berasal dari Amerika Serikat dan Timur Tengah. Lalu, pasokan minyak mentah didapat dari Nigeria, Arab Saudi, Angola, dan Gabon.  

Kendati relatif aman dari sisi cadangan dan pasokan, pemerintah tengah mewaspadai dampak dari konflik Iran-Israel berkaitan dengan pasokan minyak dunia melalui Selat Hormuz yang menghubungkan Teluk Persia dengan Teluk Oman dan Laut Arab.   

Selat Hormuz menjadi jalur pelayaran vital bagi tanker minyak yang mengangkut sekitar 30% minyak mentah dunia atau sekitar 21 juta barel minyak mentah per hari.  

“Memang Pertamina sudah mengambil langkah-langkah pengamanan kalau nanti mengalami kesulitan pasokan terutama dari pengiriman-pengiriman dari daerah konflik,” kata Arifin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper