Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Lebaran, Industri Pengolahan Genjot Produksi hingga Distribusi ke Pasar

Apindo menyebut produktivitas industri pengolahan makin tinggi jelang lebaran 2024, khususnya pada industri yang berkaitan dengan kebutuhan sekunder.
Pekerja mengemas biji plastik usai dijemur di salah satu industri pengolahan limbah plastik di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja mengemas biji plastik usai dijemur di salah satu industri pengolahan limbah plastik di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA -- Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyebut produktivitas industri pengolahan makin tinggi jelang lebaran 2024, khususnya pada industri yang berkaitan dengan kebutuhan sekunder selain pangan. 

Ketua Umum Apindo, Shinta W. Kamdani mengatakan kondisi tersebut merupakan bentuk respons atas permintaan dalam negeri yang terus mengalami peningkatan sejak akhir kuartal I/2024 ini. 

"Kamu sudah mengantisipasi dengan peningkatan kinerja produksi, stok barang, dan peningkatan kelancaran distribusi barang ke pasar," kara Shinta saat dihubungi, Jumat (5/4/2024). 

Hal ini pun tercerminkan dari ekspansi PMI manufaktur nasional pada Maret 2024 yang berada di level 54,2. Permintaan domestik hingga kapasitas produksi yang meningkat menjadi pendongrak PMI melesat tinggi dalam 2,5 tahun terakhir. 

Meskipun tingginya permintaan dan meningkatnya ongkos produksi, dia memastikan sumbangsih inflasi dari produk manufaktur teteap kondusif mendukung pengendalian inflasi nasional di kisaran 2,5-3%.

"Di level nasional kami perkirakan kontribusi inflasi produk manufaktur akan tetap kecil bila dibandingkan inflasi kebutuhan pokok/sembako," ujarnya. 

Menurut dia, inflasi produk akan berbeda di setiap industri tergantung output produksinya. Dia memperkirakan inflasi pada produk manufaktur akan lebih tinggi pada produk yang membutuhkan banyak komponen bahan baku/penolong impor.

Pasalnya, produk-produk tersebut terimbas pelemahan nilai tukar dan pengetatan kebijakan impor sehingga menciptakan cost-push inflation di perusahaan. 

Namun, dia memastikan pengusaha di berbagai industri akan mempertimbangkan dan memanfaatkan momentum pemulihan daya beli dengan menjaga stabilitas harga produk saat ini. 

Di sisi lain, Apindo menilai potensi pertumbuhan industri manufaktur ke depannya perlu disokong dengan perbaikan daya saing iklim usaha/investasi di sektor manufaktur nasional yang terus menerus agar momentum yang baik. 

"Sehingga ini dapat menciptakan pertumbuhan industrialisasi yanglebih cepat dan lebih sustainable ke depannya, bukan hanya pertumbuhan yang sifatnya seasonal atau sementara," pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper