Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Industri Mesin hingga Tembakau Terkontraksi pada Kuartal I/2025

Kinerja industri tembakau hingga mesin mengalami kontraksi pada periode Januari-Maret 2025.
Pekerja Pabrik rokok kretek Mitra Produksi Sigaret (MPS) milik PT HM Sampoerna di Kabupaten Bantul. Bisnis
Pekerja Pabrik rokok kretek Mitra Produksi Sigaret (MPS) milik PT HM Sampoerna di Kabupaten Bantul. Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja industri pengolahan nonmigas mengalami perlambatan secara kumulatif tahunan pada kuartal I/2025 yang tercatat turun menjadi 4,31% (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu 4,64% yoy. 

Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat beberapa industri pengolahan nonmigas yang kinerja pertumbuhannya terkontraksi awal tahun ini. Data ini merupakan kinerja pertumbuhan industri terhadap produk domestik bruto (PDB).

Pada kuartal I/2025, industri pengolahan tembakau mengalami kontraksi terdalam yakni -3,77% yoy. Padahal, laju pertumbuhan pada periode yang sama tahun lalu masih positif di angka 7,63% yoy. 

Secara kuartalan tren pertumbuhannya terus menurun sepanjang tahun lalu. Pada kuartal sebelumnya, kinerja industri olahan tembakau juga terkontraksi ke angka -9,09% (quartal-to-quartal/qtq). 

Tak hanya industri pengolahan tembakau, BPS juga mencatat kinerja industri alat angkutan terkontraksi sebesar -3,46 yoy. Angka tersebut sedikit pulih dibandingkan periode kuartal I/2024 yang terkontraksi hingga -5,26 yoy. Sementara itu, pada kuartal IV/2024 pertumbuhannya juga negatif 0,34% qtq. 

Di sisi lain, kinerja industri barang galian bukan logam yang mencakup semen, kaca, keramik, dan lainnya terkontraksi -1,68% yoy periode kuartal pertama tahun ini. Secara kuartalan pertumbuhannya juga negatif -5,04% qtq. 

Padahal, pada kuartal pertama tahun lalu kinerja industri ini tumbuh positif di angka 9,98% yoy atau hampir double digit terhadap PDB nasional. 

Kinerja pertumbuhan serupa juga terjadi pada industri mesin dan perlengkapannya yang terkontraksi -0,65% yoy pada kuartal I/2025. Laju pertumbuhan industri ini terus melemah secara tahunan maupun kuartalan. 

Pada awal kuartal tahun lalu, industri mesin dan perlengkapan masih juga terkontraksi -1,38% yoy dan secara kuartalan tumbuh 1,13% qtq. 

Tak hanya kinerja industri terhadap PDB, jika melihat laju ekspansi industri manufaktur Indonesia juga menunjukkan perlambatan pada April 2025. Berdasarkan laporan S&P Global, Purchasing Managers'Index (PMI) manufaktur Indonesia berada di level 46,7.

Angka tersebut menunjukkan penurunan kesehatan sektor manufaktur Indonesia dalam 5 bulan terakhir. PMI manufaktur April di level 46,7 ini juga turun dibanding Maret 2025 yang berada di level 52,4.

S&P Global menyebut, kontraksi PMI manufaktur RI disebabkan oleh penurunan tajam volume produksi dan permintaan baru. Permintaan dilaporkan melemah, baik dari pasar domestik maupun luar negeri.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper