Bisnis.com, JAKARTA - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) menyebut Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) menjadi salah satu tol yang memiliki tingkat rawan kemacetan yang cukup tinggi saat momentum mudik Lebaran 2024.
Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur menuturkan, setidaknya terdapat empat titik di Tol Japek yang terindikasi rawan mengalami kepadatan. Namun, dirinya memastikan bahwa pihaknya telah menyiapkan langkah antisipasi untuk menyiasati hal tersebut.
"Tentu dengan melonjaknya volume lalu lintas pada Lebaran 2024 ini, Jasa Marga telah melakukan persiapan mitigasi dan antisipasi kepadatan lalin," jelasnya dalam rapat kerja bersama dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (3/4/2024).
Dalam paparannya dijelaskan bahwa keempat titik rawan macet di Tol Japek itu, yakni KM 25 yang merupakan pertemuan lalin Jalan Tol Japek dengan Jalan Tol JORR 2 dari arah Cimanggis dan Cilincing.
Mengatasi hal itu, JSMR berencana untuk melakukan pembatasan kendaraan angkutan barang serta melakukan penerapan skema rekayasa lalu lintas.
Di samping itu, JSMR juga berencana untuk melakukan ramp metering kendaraan dari arah Cimanggis dan Cilincing serta mengalihkan kendaraan ke JORR 1 untuk masuk melalui MBZ.
Baca Juga
Titik rawan macet kedua di Tol Japek, yakni KM 48 yang merupakan pertemuan lalin MBZ dan Japek. Sebagai siasatnya, JSMR berencana melakukan buka-tutup MBZ, penerapan contraflow pada KM 47 - 65, hingga penerapan ganjil-genap.
Ketiga, tempat istirahat dan pelayanan (TIP) atau rest area 57A, 62B, dan 52B juga diprediksi menjadi sumbu titik macet di Tol Japek selama momen mudik Lebaran 2024.
Nantinya, JSMR bersama dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Korlantas Polri bakal melakukan pengaturan flow kendaraan serta melakukan buka tutup rest area secara berkala.
Selanjutnya, kepadatan Tol Japek diprediksi juga rawan terjadi di KM 66 pada arus balik mendatang. Beberapa mitigasi yang akan dilakukan, yakni melakukan contraflow pada KM 70-47 hingga melakukan fungsional Tol Japek II Selatan.
"Hal ini dilakukan karena sesuai dengan koordinasi dengan Korlantas Polri dan Kementerian Perhubungan, kami akan mempertahankan volume capacity ratio-nya tetap di sekitar 0,7," pungkas Subakti.