Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN masih mengevaluasi kerja sama pengembangan hidrogen hijau dengan Sembcorp Utilities Pte. Ltd., perusahaan listrik berbasis di Singapura.
“Saat ini dengan Sembcorp kami masih evaluasi tekno-ekonominya karena memang hal ini perlu didetailkan di awal ya,” kata Kepala Satuan Teknologi PLN Indonesia Power Dwi Handoyo saat webinar DETalk, Selasa (2/4/2024).
Penjajakan kerja sama dua perusahaan ini ditandai dengan penandatanganan joint development study agreement (JDSA) untuk pengembangan green hydrogen plant di sela acara Singapore International Energy Week 2023, Selasa (24/10/2023).
Green hydrogen plant ini diproyeksikan akan menghasilkan 100.000 ton hidrogen hijau per tahun. Proyek itu juga berpotensi menghasilkan energi bersih yang bisa memenuhi kebutuhan listrik Singapura.
Dwi mengatakan, sejumlah evaluasi berkaitan dengan keekonomian proyek terus dimatangkan sebelum masuk masa pilot project dengan Sembcorp akhir tahun ini. Harapannya, kata dia, proyek pengembangan hidrogen hijau ini dapat diesekusi nantinya.
“Progres itu perlu evaluasi bersama, tektokan sampai saat ini masih berlanjut kami berharap nanti di awal semester 2 sudah terlihat kajian yang mengarah pada proof of concept,” tuturnya.
Baca Juga
Sebelumnya, saat penandatanganan kerja sama, Group President & CEO Sembcorp Industries Wong Kim Yin mengatakan, melalui kemitraan dengan PLN, pihaknya berupaya untuk bersama-sama mengembangkan rantai pasok hidrogen rendah karbon di kawasan Asean yang akan mendiversifikasi sumber energi bagi kedua negara.
"Hidrogen dan turunannya tetap menjadi salah satu pengganti gas alam yang paling menjanjikan untuk pembangkit listrik. Jadi, hal ini juga akan mendukung sektor listrik Singapura seiring dengan kemajuan negara ini menuju target nol karbon," kata Wong.