Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berkah Ramadan, Penjualan Elektronik Melesat 15% Maret 2024

Penjualan barang elektronik disebut mengalami peningkatan sebesar 15% pada Maret 2024 dibandingakan dengan bulan sebelumnya.
Pengunjung melihat barang elektronik disalah satu toko elektronik di Makassar (Bisnis/Paulus Tandi Bone)
Pengunjung melihat barang elektronik disalah satu toko elektronik di Makassar (Bisnis/Paulus Tandi Bone)

Bisnis.com, JAKARTA -- Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel) mencatat peningkatan kinerja industri elektronik yang melesat 15% pada Maret dibandingkan dengan Februari, ditopang permintaan sepanjang Ramadan hingga jelang Idulfitri 2024. 

Sekretaris Jenderal Gabel, Daniel Suhardiman mengatakan siklus tahunan menjelang lebaran menjadi sentimen positif untuk penjualan elektronik. Selain itu, Pemilu yang aman juga disebut berhasil meningkatkan keyakinan pasar.

"Bervariasi tiap kategori produk, namun kami perkirakan 10-15%," kata Daniel kepada Bisnis, Selasa (2/4/2024). 

Permintaan yang tinggi di momentum ini membuat tak sedikit perusahaan elektronik menambah volume kapasitas produksi. Dia pun memastikan mesti kapasitas bertambah, namun harga jual tak mengalami kenaikan. 

Di sisi lain, pihaknya juga tengah mencari jalan tengah untuk menjaga kestabilan harga serta suplai yang cukup atau tidak berlebih guna menjaga kondisi usaha.

Sebelumnya, Gabel memprediksi kinerja industri elektronik tumbuh pada kisaran 5% sampai dengan 10% pada 2024. Pasalnya, indsutri masih menantikan efektivitas aturan larangan dan pembatasan (lartas) impor. 

"Kami pantau dulu pelaksanaan Permendag 36/2023. Proyeksi akan tumbuh 5-10% tahun ini," tuturnya. 

Daniel menyebutkan, untuk elektronik terdapat lebih dari 40 produk kategori yang diberikan lartas telah mencakup harapan pengusaha selama ini. Aturan lartas dapat menekan banjir impor elektronik dan meningkatkan produktivtias industri lebih terjamin. 

Adapun, selama ini produk-produk elektronik yang masih impor yaitu mesin cuci otomatis, AC, peralatan dapur seperti blender, microwave, dan lainnya.  

"Ini yang ditunggu oleh industri dalam negeri, namun perlu keseriusan dan komitmen kuat pemerintah untuk terus mengawal tanpa kompromi," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper