Bisnis.com, JAKARTA – Para pemudik yang menggunakan kendaraan roda empat diimbau untuk terus waspada saat melakukan mudik di tengah cuaca ekstrem. Kondisi ini memunculkan risiko terjadinya beberapa gangguan atau fenomena seperti aquaplaning.
Anggota Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Unsur Masyarakat Tulus Abadi menjelaskan, aquaplaning merupakan fenomena yang terjadi saat ban kendaraan terkena air hujan. Kondisi ini membuat daya cengkeram ban kendaraan ke permukaan jalan berkurang sehingga berpotensi menyebabkan kecelakaan.
"Saat mudik pada kondisi cuaca ekstrem yang harus diwaspadai ini salah satunya aquaplaning. Ban kendaraan ini nanti kurang mencengkeram [jalan] saat digas jadi mobil itu seperti seolah-olah terbang,” kata Tulus di Gedung Kominfo, Jakarta, dikutip Selasa (26/3/2024).
Tulus menuturkan, masyarakat dapat mengantisipasi risiko terjadinya aquaplaning dengan memeriksa kondisi kendaraan sebelum melakukan perjalanan mudik. Pemeriksaan ini terutama dilakukan pada kelaikan ban yang digunakan mobil tersebut.
Dia menuturkan, ban yang sudah gundul atau vulkanisir sebaiknya tidak digunakan untuk perjalanan mudik jarak jauh.
“Ban benar-benar harus dicek kelaikannya, karena selain aquaplaning potensi kecelakaan juga bisa muncul dari ban pecah,” kata Tulus.
Baca Juga
Adapun, mengutip dari laman resmi Suzuki pada Selasa (26/3/2024), aquaplaning kondisi di mana kendaraan seperti mobil kehilangan daya cengkeram sehingga kehilangan kendali. Istilah ini sering disebut juga dengan hydroplaning, yang penyebab utamanya adalah genangan air, seperti hujan dan banjir.
Genangan air yang terlalu besar akan membuat mobil kesulitan dalam melaju atau bahkan tergelincir. Tidak hanya genangan air, aquaplaning juga bisa terjadi karena keadaan kendaraan yang tidak baik serta bobot kendaraan.
Penyebab utama aquaplaning tidak hanya genangan air hujan, tapi juga bisa disebabkan oleh air kendaraan lain yang lewat. Ketika mobil melewati jalan yang licin akibat berair, maka akan menjadi berbahaya jika tidak berhati-hati.
Ban mobil akan sulit dikendalikan sehingga daya cengkramnya menurun. Apalagi jika ban mobil tersebut sudah tipis. Resiko mengalami hydroplaning saat kondisi hujan akan lebih besar. Ban yang tipis tidak bisa lagi memecah genangan air.
Faktor penyebab lainnya adalah bobot mobil. Jika bobotnya semakin ringan, maka mobil akan mudah terangkat jika melewati genangan air. Hal ini tentu akan membahayakan karena mobil tidak bisa mengendalikan diri.