Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah menargetkan tingkat inklusi keuangan Indonesia dapat terus meningkat hingga mencapai 95% pada 2029.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Rapat Koordinasi Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI), Jumat (23/3/2024).
Untuk tahun ini, pemerintah menargetkan tingkat inklusi keuangan dapat meningkat menjadi 90%, naik dari realisasi pada 2023 yang mencapai 88,7%.
“Jadi pada 2025 diharapkan [naik menjadi] 91%, di tahun 2026 92%, demikian selanjutnya sampai dengan 2029 sebesar 95%,” katanya.
Sejalan dengan itu, pemerintah menargetkan tingkat kepemilikan akun dapat mencapai 90% pada 2029, dari realisasi pada 2023 yang mencapai 80%.
“Demikian pula target kepemilikan akun yang pada 2025 ditargetkan sebesar 82%. Ini kita naikkan 2% per tahun sehingga di tahun 2026 sebesar 84%, selanjutnya sampai dengan tahun 2029 sebesar 90%,” jelas Airlangga.
Baca Juga
Pada kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung menyatakan bahwa DNKI optimistis target tersebut akan tercapai seiring dengan tren inklusi keuangan yang terus meningkat di masyarakat.
"Sekarang sudah 88%, bentar lagi 90% targetnya tahun ini, Insyaallah tercapai," katanya.
Juda menyampaikan bahwa pesatnya digitalisasi dalam beberapa tahun terakhir turut meningkatkan inklusi keuangan. Hal ini dikarenakan digitalisasi semakin mendorong kemudahan dan percepatan layanan jasa keuangan.
"Sekarang dengan digitalisasi, orang yang dulunya sulit buka rekening bank kan sekarang mudah sekali, melalui online tidak perlu datang ke bank. Itu yang cepat dibanding dulu yang lambat," katanya.
Namun demikian, Juda mengakui untuk meningkatkan tingkat inklusi keuangan ke 100% memang lebih sulit dicapai, dikarenakan masih ada masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan.
"Untuk jadi 100% kan tidak semua orang punya akun kan, orang dewasa kan nggak semua punya akun karena mungkin dia hidup di garis kemiskinan, masih buta huruf, dan lainnya," jelas dia.