Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inklusi Keuangan Indonesia Sentuh 88,7% pada 2023, Lampaui Target

Pada 2023, pemerintah mencatat tingkat inklusi keuangan Indonesia tercatat mencapai 88,7%
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan keterangan saat konferensi pers Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2023 di Jakarta, Senin (5/2/2024). JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan keterangan saat konferensi pers Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2023 di Jakarta, Senin (5/2/2024). JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa tingkat inklusi keuangan Indonesia mencatatkan tren yang terus meningkat.

Pada 2023, pemerintah mencatat tingkat inklusi keuangan Indonesia tercatat mencapai 88,7%, naik dari posisi pada tahun sebelumnya yang sebesar 85,1%.

Airlangga mengatakan capaian tingkat inklusi keuangan pada 2023 pun melampaui target yang ditetapkan sebesar 88%.

“Kita lihat tingkat inklusi keuangan terus mengalami peningkatan sejak ditetapkannya SNKI [Strategi Nasional Keuangan Inklusif] tahun 2016 dengan peningkatan rata-rata per tahun sebesar 3 poin persentase dan pada 2023 tingkat inklusi keuangan Indonesia tercatat sebesar 88,7%,” katanya dalam Rapat Koordinasi Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI), Jumat (22/3/2024).

Tercatat, tingkat inklusi keuangan pada 2023 meningkat sebesar 20,9 persentase poin jika dibandingkan dengan 2016 yang sebesar 67,8%.

Airlangga menjelaskan tiga indikator utama dari keuangan inklusif yang diukur, di antaranya indikator jangkauan akses, penggunaan produk keuangan, serta kualitas secara umum, juga meningkat secara signifikan.

Lebih lanjut, pemerintah mencatat, tingkat kepemilikan meningkat menjadi 76,3% pada 2023, dari tahun sebelumnya sebesar 65,4%. "Dan capaian ini lebih tinggi 0,3% poin daripada target sebesar 76%,” kata Airlangga.

Dia menambahkan, meski tingkat inklusi keuangan mencapai target, masih terdapat beberapa tantangan, misalnya kesenjangan atau gap antara tingkat inklusi dan literasi yang masih besar, yaitu mencapai 35,4%.

“Kemudian juga tantangan disparitas tingkat inklusi dan literasi keuangan antar daerah, antar kelompok sosial masyarakat, dan masyarakat pedesaan juga belum sepenuhnya terlayani oleh lembaga keuangan formal sebesar 29,3%,” tutur Airlangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper