Bisnis.com, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia optimistis aliran investasi asing ke dalam negeri akan lebih deras pada semester II/2024. Hal ini didorong oleh sentimen positif dari situasi dalam negeri yang kondusif pascapemilu dan proyeksi penurunan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed).
Pelaksana Tugas Harian Ketua Umum Kadin Indonesia Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan, Kadin menilai sentimen inflasi tinggi di Amerika Serikat (AS) masih memengaruhi investor asing dalam mengalokasikan modal mereka pada aset-aset yang lebih berisiko, khususnya pada pasar keuangan.
Dia memproyeksikan pada paruh kedua 2024, tren penurunan suku bunga The Fed bakal memicu turunnya suku bunga di berbagai negara lain yang menyebabkan aliran modal bakal masuk ke negara berkembang, termasuk Indonesia.
“Kami tetap melihat sentimen positif dari sisi domestik mengenai kondusifnya iklim usaha pasca-pemilu, di mana hal ini terlihat dari aliran modal asing yang masuk melalui pasar keuangan,” kata dia kepada Bisnis, dikutip Kamis (21/3/2024).
Namun demikian, Kadin masih mencermati ketidakpastian ekonomi makro global yang mengalami perlambatan dan resesi pada sejumlah negara maju.
Selain perlambatan ekonomi, konflik geopolitik yang memengaruhi sentimen harga komoditas dan logistik global, serta pengaruh iklim terhadap ketahanan pangan turut menjadi perhatian Kadin ihwal tantangan investasi tahun ini.
Baca Juga
Untuk itu, Yukki menyarankan pemerintah untuk menjaga daya beli serta konsumsi domestik untuk menjaga tren pemulihan ekonomi tahun ini.
“Hal ini yang kami lihat akan memengaruhi aliran investasi masuk, khususnya investasi yang masuk pada sektor-sektor yang turut menggenjot daya beli masyarakat atau konsumsi domestik, serta menjadi motor pertumbuhan baru, termasuk hilirisasi,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa pemerintah menargetkan penanaman modal asing (PMA) dapat terealisasi lebih dari Rp858 triliun atau 52% dari total target investasi tahun ini.
“PMA target kita ke depan masih di angka 52% minimum, sekalipun ekonomi global belum pulih secara total,” katanya ałam Konferensi Pers Prospek Investasi Pasca Pemilu, Senin (18/3/2024).
Bahlil menjelaskan kondisi global saat ini memang masih menjadi tantangan bagi pemerintah dalam mendorong realisasi investasi maupun mencapai pertumbuhan ekonomi.
Tantangan tersebut di antaranya perkembangan geopolitik yang belum stabil, baik di Timur Tengah maupun konflik antara Rusia dan Ukraina.
“Juga banyak negara yang sudah mengalami resesi, ini menjadi faktor kendala yang kita hadapi ke depan,” tuturnya.
Namun demikian, Bahlil yakin realisasi PMA tahun ini akan tetap tinggi. Hal ini sejalan dengan kepercayaan investor yang tetap kuat terhadap prospek perekonomian di dalam negeri, terutama jika sudah ada kepastian terkait dengan hasil Pilpres 2024.
“Kepercayaan global ke pemerintahan kita Alhamdulillah masih sampai sekarang baik, terjaga, beberapa perusahaan-perusahaan yang kemarin wait and see belum mau melakukan investasi sudah mulai menyampaikan akan segera melakukan groundbreaking,” kata Bahlil.
Dia pun optimistis target investasi sebesar Rp1.650 triliun tahun ini akan tercapai, seiring dengan mulai berakhirnya aksi wait and see investor terkait Pilpres 2024.