Bisnis.com, JAKARTA - Delegasi bisnis Amerika Serikat (AS) dalam jumlah besar termasuk Meta dan Boeing akan mengunjungi Vietnam pada minggu ini, sebagai tanda berlanjutnya minat perusahaan Paman Sam pada negara tersebut.
Mengutip Reuters, Selasa (19/3/2024) menurut penyelenggara Dewan Bisnis AS-Asean, terdapat 50 perusahaan yang akan berpartisipasi. Jumlah ini sama dengan delegasi bisnis pada tahun lalu.
Diketahui bahwa banyak perusahaan-perusahaan dari AS yang sudah aktif di Vietnam. Contohnya, Meta dengan Facebooknya yang telah memiliki lebih dari 60 juta pengguna di negaranya, menjadikan salah satu pasar terbesar secara global.
Kemudian, Boeing juga menandatangani kesepakatan awal dengan maskapai nasional Vietnam Airlines tahun lalu untuk penjualan 50 pesawat Boeing-737 miliknya.
Selain kedua perusahaan tersebut, diketahui bahwa perusahaan game Roblox, konglomerat Koch Industries, perusahaan standar keselamatan UL Solutions, grup asuransi Chubb, penyedia prakiraan cuaca ATMO dan perusahaan energi AES juga mengambil bagian.
Untuk diketahui, presiden AS Joe Biden telah meningkatkan hubungannya dengan Vietnam pada 2023, yang juga mendorong peningkatan kerja sama di industri semikonduktor.
Baca Juga
Namun, dalam delegasi bisnis minggu ini, penyelenggara menuturkan bahwa tidak ada perusahaan semikonduktor yang dijadwalkan untuk bergabung.
Menurut pihak penyelenggara, misi bisnis ini akan mengadakan pertemuan dengan pihak berwenang setempat dari hari Selasa hingga Kamis (19-21 Maret 2024).
Pada Senin (18/3) delegasi yang lebih kecil dari perusahaan-perusahaan keamanan berencana untuk mendiskusikan peluang bisnis yang memungkinan, bersama dengan perwakilan dari kementerian pertahanan dan kepolisian Vietnam.
Berdasarkan catatan Bisnis, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede dalam Indonesia Economic Review 2023 pada bulan lalu mengatakan bawha India dan Vietnam memiliki daya tarik tinggi, sehingga dapat menjadi saingan indonesia untuk mengundang investor.
“Ini (India dan Vietnam) dua-dua negara yang kalau kita melihat dari sisi investasi riilnya ini cukup bersaing ya dengan Indonesia,” terang Josua, terutama dari sisi di kawasan Asia.
Namun, jika melihat prospek fundamental dari sejak pandemi lalu, lembaga-lembaga seperti S&P Global Ratings, Moody's dan Fitch Ratings cenderung masih mempertahankan peringkat sang Tanah Air dalam rating investment grade.
Ia juga mengatakan bahwa dari sisi kebijakan moneter dan dari sisi fiskal, Indonesia dalam 2-3 tahun terakhir dinilai masih akomodatif.
“Sehingga harapannya juga memberikan confidence level kepada investor asing,” jelasnya.