Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duh! Bank Sentral Malaysia Protes ke Google Gara-gara Salah Kutip Nilai Ringgit

Bank Sentral Malaysia (BNM) melayangkan protes ke Google akibat salah mengutip nilai tukar ringgit.
Mata uang ringgit Malaysia./ Bloomberg
Mata uang ringgit Malaysia./ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Sentral Malaysia (BNM) mengatakan bahwa Google telah salah mengutip nilai tukar ringgit yang lebih rendah dari dolar AS. Mereka akan meminta penjelasan dari perusahaan tersebut.

Mengutip Reuters pada Senin (18/3/2024), BNM mengatakan pada Sabtu (16/3) mata uang Ringgit dinilai terlalu rendah dan tidak mencerminkan fundamental ekonomi Malaysia yang positif. 

Adapun, kejadian yang disebut tidak akurat ini juga pernah dilakukan oleh Google pada 6 Februari 2023. 

“Karena ini adalah kesalahan pelaporan yang kedua kalinya, BNM akan menghubungi Google untuk memberikan penjelasan tentang bagaimana pelaporan yang tidak akurat itu terjadi dan tindakan perbaikan yang diambil mengingat masalah ini berulang yang menimpa Malaysia dan negara lain dalam beberapa bulan terakhir,” jelas Bank Sentral Malaysia dalam pernyataannya. 

Menurut penafian di situs webnya, Google tidak memverifikasi data yang disediakan oleh bursa keuangan dan penyedia konten lainnya, dan tidak berkewajiban untuk melakukannya.

Menurut BNM, Google mengutip ringgit di level 4,98 terhadap dolar AS pada Jumat (15/3). Sementara, level terlemah mata uang Malaysia pada data resmi adalah 4,7075.

BNM mengutip ringgit sebesar 4,7015 pada pukul 9 pagi dan 4,7045 pada pukul 5 sore di pasar interbank domestik.Untuk perbandingan, data LSEG yang banyak digunakan oleh pelaku pasar internasional menunjukkan penutupan Jumat (15/3) sebesar 4,7020.

Kemudian, Gubernur BNM Abdul Rasheed Ghaffour mengatakan pada minggu lalu bahwa pemerintah Malaysia dan bank sentral sedang mengambil langkah yang terkoordinasi untuk meningkatkan aliran masuk ke pasar valuta asing guna memastikan stabilitas ringgit.

Berdasarkan catatan Bisnis, di kala laporan melemahnya ringgit pada Februari 2024 lalu, diketahui bahwa perekonomian China memberikan dampak negatif pada ekspor Malaysia.

Kinerja ekspor Negeri Jiran mencatatkan penurunan 10 bulan berturut-turut pada Desember 2023. Penurunan ekspor kemudian membebani perekonomian Malaysia. 

Lalu, sebagian besar analis memproyeksikan bahwa ringgit pada akhir tahun akan menguat, lantaran pertumbuhan ekonomi Malaysia yang mendapatkan momentum. 

Berdasarkan data Bloomberg, ringgit kini telah melemah -0,20% terhadap dolar pada pukul 9.58 WIB, dan berada di level 4,7168 ringgit. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper