Bisnis.com, JAKARTA - Pengembang properti raksasa, Vanke Property Services dikabarkan terancam bangkrut di tengah kondisi krisis properti di China.
Dalam upaya mengatasi jurang krisis properti tersebut, pemerintah China dilaporkan ikut turun gunung meminta sejumlah bank untuk dapat memberikan dukungan pembiayaan bagi China Vanke.
Melansir laporan Reuters, Jumat (15/3/2024), Pemerintah Tiongkok juga dikabarkan meminta para kreditor untuk dapat memberikan relaksasi berupa perpanjangan jatuh tempo obligasi yang saat ini tengah ditanggung China Vanke.
"Upaya tersebut adalah sebuah intervensi yang jarang dilakukan oleh pemerintah pusat untuk membantu properti yang terancam," tulis Reuters dalam laporannya, dikutip Jumat (15/3/2024).
Saat ini pemerintah China memang tengah berusaha keras dalam menstabilkan sektor properti di tengah adanya krisis utang yang ditandai dengan gagal bayar obligasi di sejumlah perusahaan properti di negeri tirai bambu tersebut.
Beberapa contoh pengembang properti raksasa China yang bangkrut karena terganjal masalah likuiditas pada beberapa waktu lalu di antaranya yakni Evergrande hingga Country Garden.
Baca Juga
Berbeda dengan kedua pengembang tersebut, bayang-bayang keterpurukan Vanke tampak sedikit samar karena mendapat dukungan pemerintah. Pasalnya, sebesar 33,4% saham Vanke dimiliki oleh Shenzhen Metro, sebuah perusahaan yang dipegang oleh regulator aset negara Shenzhen.
Di samping itu, Vanke juga merupakan salah satu pengembang properti Tiongkok yang kreditnya dinilai layak investasi oleh perusahaan pemeringkat kredit internasional. Sehingga, apabila perusahaan ini tersandung masalah pembayaran utang, hal itu dapat menghancurkan kepercayaan investor pada pasar saham China.
Alhasil, sebanyak 12 bank besar di China dikerahkan untuk memberi kucuran dana pada Vanke Property. Media pemerintah China melaporkan, saat ini ke-12 bank tersebut tengah melakukan tahap pembicaraan untuk memberikan pinjaman sindikasi untuk Vanke hingga 80 miliar yuan (US$11,2 miliar) atau senilai Rp175,13 triliun (Asumsi Kurs: Rp15.637).
Dalam laporan terbarunya, Vanke disebut telah memperoleh persetujuan internal dari Bank of China (Hong Kong) yang akan menyuntik kredit sebesar US$191,73 juta atau senilai Rp2,99 triliun untuk menyambung napas Vanke.
Injeksi kredit sindikasi dari belasan bank jumbo tersebut diharapkan dapat memenuhi tenggat waktu pembayaran, hingga likuiditas perusahaan properti tersebut tetap terjaga.
Upaya Penyelamatan Vanke
Direktur Asosiasi Prudential Brokerage, Alvin Cheung, menjelaskan bahwa upaya maksimal yang dilakukan pemerintah ini tak lain merupakan buntut dari gagalnya otoritas terkait menyelamatkan Evergrande yang cukup mengguncang pasar.
Cheung mengatakan, jika Vanke benar-benar mengalami masalah gagal bayar setelah Country Garden, tidak akan ada kepercayaan atau likuiditas baru yang tersisa di pasar.
"Pemerintah pusat ingin menunjukkan isyarat bahwa mereka secara aktif menyelamatkan pasar. Hal ini semakin longgar sehingga bank harus melakukan hal yang sama," kata Cheung.
Belum banyak informasi yang disampaikan langsung oleh Vanke. Hanya saja, dalam rangka menjaga rasa kepercayaan pasar, pada Jumat (8/3/2024) Vanke memastikan bahwa pihaknya telah menyetorkan dana yang diperlukan untuk membayar kembali surat utang senilai $630 juta dolar AS.