Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis Properti, Penjualan Properti Raksasa China Vanke Anjlok!

Penjualan raksasa properti China Vanke Co. dilaporkan mengalami penurunan signifikan secara tahunan periode Januari - Juni 2024 di tengah krisis properti.
Proyek properti yang sedang digarap China Vanke Co. di Shanghai, China, Jumat 24 Mei 2024 - Bloomberg
Proyek properti yang sedang digarap China Vanke Co. di Shanghai, China, Jumat 24 Mei 2024 - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Penjualan raksasa properti China Vanke Co. dilaporkan mengalami penurunan periode Januari - Juni 2024 jika dibandingkan periode yang sama pada 2023. Hal itu terjadi di Tengah kondisi pasar properti China yang tak kunjung mereda. 

Melansir Bloomberg, Rabu (3/7/2024), penjualan terkontrak yang berhasil dibukukan Vanke hingga semester I/2024 senilai Rp56,67 triliun atau anjlok 31% (year-on-year/yoy).

Sementara itu, secara bulanan penjualan terkontrak China Vanke hanya naik 7,9% menjadi US$3,46 miliar atau sekitar Rp56,67 triliun (asumsi kurs Rp:16.379). Posisi penjualan itu tumbuh melambat bila dibandingkan dengan lonjakan kenaikan penjualan pada Mei 2024 mencapai 12%.

Namun demikian, kinerja penjualan China Vanke itu menjadi salah satu yang menunjukkan kemajuan bila dibandingkan dengan portofolio penjualan sejumlah perusahaan properti lainnya di China.

Alhasil, momentum positif ini dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh China Vanke. Di mana, uang hasil penjualan tersebut dapat menambal tagihan pembayaran kredit guna menjaga likuiditas Perusahaan.

Tanda-tanda kebangkitan China Vanke ini ditopang oleh dukungan negara yang sempat menggalang pembiayaan hingga menjajaki penjualan aset untuk mengatasi ambruknya China Vanke.

Adapun, pasar properti China terpantau masih berfluktuasi usai pemerintah meluncurkan paket penyelamatan pada pertengahan Mei 2024. Alhasil, pada Juni 2024 penjualan rumah baru sedikit mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya.

Namun demikian, harga properti di China dilaporkan tetap belum duduk di level stabil. Bahkan, posisinya sempat ambruk ke level terendah selama satu dekade belakangan pada bulan Mei 2024.

“Sektor real estate masih menjadi hambatan bagi perekonomian RRT untuk mencapai target pertumbuhan resmi pemerintah sebesar 5% pada tahun ini,” tulis laporan Bloomberg, dilansir Rabu (3/7/2024).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper