Bisnis.com, SEKAYU - Medco E&P Grissik Limited (Medco E&P) semakin aktif melakukan pengembangan sumur-sumur baru di Blok Corridor selepas kontrak bagi hasil atau production sharing contract (PSC) blok migas di Musi Banyuasin, Sumatra Selatan itu diamendemen kembali menggunakan skema cost recovery, dari sebelumnya memakai skema gross split.
Amendemen PSC Blok Corridor telah disetujui oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif pada Desember 2023. PSC kembali menjadi cost recovery dengan persyaratan yang lebih baik untuk memastikan keekonomian pengembangan sumur baru dan mempertahankan eksplorasi lanjut di blok tersebut.
"Cost recovery menjadi motivasi kami untuk melakukan pengembangan lebih lanjut. Kita lihat tadi ada pengeboran lagi. Program sebelumnya dulu sebenarnya tidak ada pengembangan lebih lanjut," ujar Senior VP Corridor Asset Medco E&P Tri Laksono dalam acara Kunjungan Media SKK Migas-KKKS di Musi Banyuasin, Sumatra Selatan, Rabu (6/3).
Salah satu pengembangan lanjutan yang tengah dilakukan oleh Medco E&P adalah pengeboran sumur pengembangan di Lapangan Suban, yakni Suban 27. Diharapkan dengan adanya pengembangan tersebut, produksi gas dari Blok Corridor bisa mencapai target produksi yang ditetapkan pemerintah.
"Memang sudah cukup banyak sumur yang kami bor di Lapangan Suban. Karena lapangannya cukup besar secara reserve [cadangan], jadi masih memungkinkan untuk penambahan sumur lagi," tutur Tri.
Adapun, Blok Corridor memiliki satu lapangan minyak (Suban Baru) dan tujuh lapangan gas (Suban, Dayung, Sumpal, Gelam, Letang, Tengah & Rawa) yang berproduksi di Sumatra Selatan dan dilengkapi dua fasilitas pengolahan gas utama, yaitu Kilang Gas Suban dan Kilang Gas Pusat Grissik.
Baca Juga
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM, rata-rata produksi tahunan year-to-date 14 Desember 2023 dari Blok Corridor sebesar 809 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) gas dan 5.491 barel minyak per hari (bopd).
Tri menyampaikan, selama 2 tahun terakhir, Medco E&P telah memenuhi target produksi yang dicanangkan pemerintah. Bahkan, pada 2023, capaian produksi gas Corridor melebihi target APBN.
”Kami berupaya agar produksi gas di Blok Corridor dapat dipertahankan untuk bisa memenuhi target produksi gas bumi dari pemerintah,” tutur Tri.
Pada akhir 2023, Medco juga telah menandatangani perpanjangan perjanjian jual beli gas bumi dari Blok Corridor dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) atau PGN. Perjanjian ini menjadi komitmen pemerintah, kontraktor kontrak kerja sama (KKKS), dan PGN dalam melayani industri dan ritel di sepanjang Pulau Sumatra, Jawa bagian Barat, dan Kepulauan Riau.
Berdasarkan laporan PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) pada Desember 2023, total penyerahan harian gas Blok Corridor berdasarkan kontrak lama mencapai sekitar 700 BBtud, dengan 83% dijual ke pembeli domestik dan 17% diekspor ke Singapura.
Dalam kontrak baru, PGN bakal menerima pasokan gas dari Blok Corridor sekitar 410 billion british thermal unit per day (BBtud) dalam jangka kontrak 2024 sampai dengan 2028 mendatang.
"Kami berharap ke depan, Blok Corridor yang merupakan pemasok gas bumi terbesar kedua nasional dapat terus berkontribusi dalam masa transisi energi dalam menjaga ketahanan energi,” kata Tri.
Program Pemberdayaan Masyarakat
Medco E&P sebagai KKKS yang beroperasi di bawah pengawasan SKK Migas terus berkomitmen untuk berkontribusi dalam pengembangan masyarakat di sekitar wilayah operasi. Sebagai operator Blok Corridor, Medco E&P melalui konsep community development berkelanjutan terus menjalankan lima pilar program pengembangan masyarakat (PPM), salah satunya bidang pendidikan.
Dalam bidang pendidikan, Medco E&P berfokus pada program peningkatan kapasitas dan kelembagaan pendidikan berbasis komunitas serta pemberian beasiswa kepada 337 guru dan mahasiswa. Bantuan pendidikan salah satunya diberikan kepada SDN Pauh Simpang Tungkal, Kabupaten Musi Banyuasin. Selain memberikan beasiswa dan pelatihan kepada siswa dan guru, Medco juga membantu dalam pembangunan infrastruktur sekolah.