Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta operator Blok Corridor, PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) untuk meningkatkan produksi minyak dan gas (migas) mereka setelah skema kontrak bagi hasil (PSC) beralih menjadi cost recovery.
“Agar Wilayah Corridor dapat lebih dioptimalkan dalam rangka mendukung target produksi migas 2030,” kata Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM Noor Arifin Muhammad saat dikonfirmasi, Senin (18/12/2023).
Selain itu, Noor meminta MEDC melaksanakan komitmen kerja pasti yang telah ditetapkan dalam perubahan PSC tersebut. Komitmen kerja pasti itu meliputi akuisisi dan pemrosesan data 3D seismik, paket G&G, dan pengeboran sumur eksplorasi lanjutan.
Berdasarkan data Ditjen Migas, rata-rata produksi tahunan year-to-date 14 Desember 2023 dari Blok Corridor sebesar 809 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) gas dan 5.491 barel minyak per hari (bopd).
“Melaksanakan komitmen kerja pasti yang sudah ditetapkan dalam surat keputusan term and condition oleh Bapak Menteri ESDM,” kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, amendemen PSC Blok Corridor garapan MEDC telah disetujui untuk kembali ke skema cost recovery.
Baca Juga
Direktur Utama Medco E&P Ronald Gunawan mengatakan, skema cost recovery dalam amendemen kontrak tersebut memiliki persyaratan yang lebih baik untuk memastikan keekonomian pengembangan sumur baru dan mempertahankan kelanjutan eksplorasi di blok tersebut.
“Perjanjian ini merupakan langkah maju yang signifikan dalam menjamin masa depan Blok Corridor yang stabil dan berkelanjutan sehingga memberikan manfaat besar bagi bangsa, MedcoEnergi, mitra dan seluruh pemangku kepentingan,” kata Ronald dikutip dari siaran pers, Kamis (14/12/2023).
Selain itu, Kementerian ESDM juga menyetujui alokasi dan harga gas baru dari Blok Corridor untuk PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) atau PGAS.
Dalam kontrak yang baru, seluruh produksi gas dari Blok Corridor bakal dialihkan untuk PGN, tanpa adanya alokasi ekspor untuk pembeli Singapura seperti kontrak sebelumnya.
PGN nantinya bakal menerima pasokan gas dari Blok Corridor sekitar 400 billion british thermal unit per day (BBtud) dalam jangka kontrak 2024 sampai dengan 2028.
“Alokasi dan harganya sudah disetujui Bapak Menteri ESDM [Arifin Tasrif], besaran volume sesuai kemampuan pasok dari Corridor, sedangkan harga disetujui sesuai keekonomian lapangan dan PoD-nya, serta tidak ada kenaikan dari sebelumnya,” kata Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi saat dikonfirmasi, Senin (18/12/2023).
Mengacu pada kontrak periode sebelumnya 9 Agustus 2004 sampai dengan 30 September 2024, harga terkontrak gas dari Blok Corridor dipatok di level US$5,44 per per metric million british thermal unit (MMBtu). Sementara itu, pasokan gas dari Blok Corridor pada kontrak periode itu mencapai di angka 2.310 TBTU.
Belakangan, MEDC melaporkan total penyerahan harian gas berdasarkan kontrak lama mencapai sekitar 700 BBtud, dengan 83% dijual ke pembeli domestik dan 17% diekspor ke Singapura. Artinya, pasokan gas ke PGN susut 45,25% atau defisit mencapai 181 BBtud pada PJBG yang anyar saat ini.