Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Skema Pembayaran Proyek Tol Listrik Sumatra-Jawa Perlu Segera Dikaji

Akademisi meminta pemerintah mulai mengkaji skema pembiayaan yang menarik untuk proyek transmisi Sumatera-Jawa.
Pelanggan memeriksa jaringan listrik PLN di salah satu Rusun di Jakarta, Selasa (11/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Pelanggan memeriksa jaringan listrik PLN di salah satu Rusun di Jakarta, Selasa (11/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Pakar listrik dari Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) Institut Teknologi Bandung Nanang Hariyanto menyarankan pemerintah untuk mengkaji skema pembiayaan yang menarik untuk proyek transmisi Sumatera-Jawa. 

Proyek dengan nilai mencapai US$6,5 miliar itu saat ini telah menarik minat sejumlah perusahaan jaringan setrum asal China, Jepang, Prancis dan Korea Selatan. 

Sejumlah perusahaan seperti State Grid Corporation of China (SGCC), Hitachi ABB Power Grids, Kansai Electric Power Co. Inc., dan Électricité de France S.A., tengah berunding dengan  PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN soal proyek transmisi tersebut. 

“Yang perlu dilakukan pemerintah adalah mengawal bagaimana proses pendanaannya dan regulasi terkait dengan aturan landing point di sisi Sumatera dan Jawa,” kata Nanang saat dihubungi, Rabu (6/3/2024). 

Menurut Nanang, yang bakal menjadi tantangan utama proyek itu di antaranya biaya transmisi high voltage direct current (HVDC) di converter dan inverter serta ongkos kabel laut nantinya. 

Kendati demikian, Nanang mengatakan, biaya transmisi itu relatif bisa diatasi dengan kondisi pertumbuhan permintaan listrik di Jawa yang cukup besar saat ini. 

“Kalau pertumbuhannya negatif agak sulit mengembangkannya,” kata dia. 

Di sisi teknologi, dia menambahkan, lelang proyek transmisi itu bakal menarik lantaran diikuti oleh sejumlah perusahaan dengan keunggulan teknologi jaringannya masing-masing. 

“Tinggal dilihat siapa yang lebih memberikan benefit lebih besar dari aspek teknologi dan cost,” kata dia. 

Selain perusahaan China, Jepang dan Prancis, perusahaan Korea Selatan juga belakangan berminat untuk ikut lelang proyek jaringan Sumatera-Jawa tersebut.  

Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN Evy Haryadi menuturkan perusahaan Korea Selatan saat ini tidak ikut penyusunan bidding document. Akan tetapi, kata Evy, perusahaan itu bakal masuk saat putaran lelang setelah studi proyek rampung.

“Studi itu kita pelajari untuk membuat bidding document-nya yang mana bid-doc-nya ini bisa bersifat lebih terbuka untuk semua pihak bisa berkompetisi,” kata Evy saat ditemui di Jakarta, Rabu (6/3/2024). 

Evy menargetkan studi-studi proyek yang saat ini dikerjakan sejumlah perusahaan global itu bisa rampung tahun ini untuk segera memulai pengadaan. 

Rencanannya, proyek itu bakal beroperasi pada 2029 mendatang untuk mengantisipasi turunnya pasokan energi baru terbarukan (EBT) di Pulau Jawa. Saat permintaan setrum bersih di Jawa meningkat, pasokan listrik EBT diharapkan dapat ditarik dari Sumatera nantinya. 

 Adapun berdasarkan dokumen PLN, panjang interkoneksi Sumatera-Jawa diperkirakan mencapai 1.174 kilometer, sementara  panjang backbone mencapai 3.614 kilometer. Di sisi lain, panjang fishbone transmisi ditargetkan mencapai 3.799 kilometer.  

“Karena kita tidak bisa lagi bangun PLTU sehingga resources yang ada di Jawa itu akan habis, yang EBT diperkirakan 2029-2030 itu harus sudah mulai transfer dari Sumatera,” kata dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper