Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos PLN Ingin Pantura Punya Koridor Pembangkit Bayu

Bos PLN menilai pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) di sepanjang pantai utara Jawa atau Pantura perlu untuk direalisasikan.
Pekerja melintas di dekat baling-baling yang akan dirakit di Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo I di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Paulus Tandi Bone
Pekerja melintas di dekat baling-baling yang akan dirakit di Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo I di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) tengah melirik investasi masif pada pengembangan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) sepanjang pantai utara Jawa atau Pantura.

Rencanannya, barisan PLTB itu bakal dipasang membentuk koridor membentang mengikuti garis Pantura. 

Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan rencana itu belakangan relatif komersial untuk dikerjakan. 

Alasannya, capacity factor atau faktor kapasitas pembangkit angin itu telah naik ke level 30% sampai dengan 32% di tengah kemajuan teknologi saat ini. Faktor kapasitas itu didapat dengan ketinggian tiang pembangkit mencapai 140 meter. 

“Dengan teknologi baru ternyata jadi koridor, maka kami juga kaget,” kata Darmawan saat acara Road to PLN Invesment Days 2024 di Jakarta, Rabu (6/3/2024). 

Lewat teknologi baru ketinggian tiang 140 meter saat ini, kata Darmawan, tarif setrum dari energi angin telah berada di kisaran US$5,5 sen per kWh sampai dengan US$6 sen per kWh. 

Padahal sebelumnya, kata dia, tarif listrik dari PLTB berada di kisaran dua kali lipat harga saat ini. Saat itu, ketinggian tiang pembangkit hanya mencapai 70 meter, dengan asumsi kecepatan angin 4,5 meter per detik. 

Lewat asumsi tinggi tiang dan kecepatan angin itu, faktor kapasitas yang bisa dihasilkan hanya di level 18% sampai dengan 19%. 

“Sekarang kecepatan anginnya menjadi 7 meter per detik, di mana faktor kapasitasnya meningkat menjadi 30% sampai 32%,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper