Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menkes Minta Pemenuhan Produk Alat Kesehatan Diproduksi Lokal

Kemenkes meminta agar produksi alat kesehatan dalam negeri diperbanyak. Menkes membujuk investor untuk tak ragu menanamkan modal.
Alat kesehatan produksi PT Virtue Diagnostics Indonesia - BISNIS/Afiffah Rahmah Nurdifa
Alat kesehatan produksi PT Virtue Diagnostics Indonesia - BISNIS/Afiffah Rahmah Nurdifa

Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meyakinkan investor untuk tak ragu menanamkan modal dan ekspansi bisnis di sektor kesehatan, khususnya untuk memenuhi kebutuhan alat kesehatan dalam negeri yang masih terbatas. 

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan potensi pasar di Indonesia sangat besar mengingat populasi yang mencapai 273 juta orang, sementara pasar alkes yang masih minim dan bergatung produk impor. 

"Indonesia memiliki potensi besar dalam hal pengeluaran perawatan kesehatan. Pengeluaran per kapita rata-rata kami adalah US$142 per kapita per tahun dengan rata-rata hidup 72 tahun," kata Budi saat peresmian pabrik Virtue Diagnostics di Cikarang, Selasa (5/3/2024). 

Untuk itu, dia pun meminta pemenuhan alat kesehatan dapat diproduksi dalam negeri. Budi juga mendorong industri alkes untuk dapat memasok kebutuhan dengan produksi lokal yang berkualitas. 

Budi juga mengapresiasi kehadiran pabrik manufaktur alat kesehatan dari China yang telah diresmikan hari ini. Pabrik yang dibangun PT Virtue Diagnostics Indonesia tersebut dapat memproduksi lebih dari 1.000 unit instrumen alkes dan 6.000 liter reagen per hari.

"Tentu kami juga ingin pemenuhan alkes khususnya reagen ini bisa diproduksi dalam negeri," tuturnya. 

Untuk tahun ini, terdapat 4 grup produk yang tahun ini telah ataupun akan diluncurkan di pasar domestik, yaitu produk Immunologi, Hematologi, Kimia Klinik, dan Molekuler dengan menggunakan merk VERCENTRA untuk Instrument dan VIRTUEDX untuk reagen.

Untuk diketahui, berdasarkan catatan Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (Aspaki) dari 19 alkes yang paling banyak digunakan di Indonesia, 16 sudah mampu diproduksi dalam negeri, sementara 3 lainnya masih impor. 

"Kapasitas produksi industri alat kesehatan Indonesia saat ini cukup mumpuni secara kuantitas dan kualitas," kata Sekretaris Jenderal Aspaki, Cristina Sandjaja. 

Lebih lanjut, Aspaki mendorong pemerintah untuk meningkatkan penggunaan produk alat kesehatan dalam negeri dan menerapkan berbagai program dan kebijakan seperti fasilitasi transfer teknologi, insentif untuk industri, penyederhanaan perizinan, fasilitasi uji kinerja dan kalibrasi alat kesehatan, serta prioritasi pengadaan berdasarkan nilai TKDN.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper