Kepala Asosiasi Kopi Buon Ma Thuot di provinsi Dak Lak, Trinh Duc Minh menyatakan bahwa impor dari negara Amerika Selatan dilakukan untuk melayani industri kopi instan Vietnam.
Wakil Direktur eksportir terbesar kedua Vinh Hiep Co Tran Thi Lan Anh, mengatakan beberapa perusahaan telah mengimpor biji kopi untuk memenuhi kontrak yang telah ditandatangani dan juga membuat kopi panggang.
Cuaca yang membuat produksi kopi di Vietnam menurun juga menjadi penyebab lebih banyak impor ke wilayah Asia. Fenomena El Nino telah membawa kekeringan ekstrim ke Asia Tenggara musim ini, mengurangi produksi di Vietnam dan Indonesia. Kondisi yang menyebabkan lonjakan harga kopi lokal.
Kopi Vietnam saat ini diperdagangkan dengan harga lebih dari US$30 lebih mahal dari biji kopi Brasil, membuat pembelian dari Amerika Selatan menjadi lebih menarik.
"Sulit untuk mendapatkan biji kopi akhir-akhir ini" meskipun harga lebih tinggi, mungkin tidak banyak biji kopi yang tersisa di tangan petani," kata Anh.
Meskipun Vietnam merupakan pemasok robusta terbesar di dunia, cuaca ekstrim dan keuntungan yang rendah selama bertahun-tahun sebelum lonjakan harga pada tahun lalu, membuat beberapa petani beralih ke tanaman lain.
Baca Juga
Menurut perkiraan perusahaan manajemen risiko Hedgepoint Global Markets, pangsa pasar global Vietnam secara bertahap menyusut selama dekade terakhir hingga sekarang menjadi yang terkecil sejak 2008.
Beberapa pemulihan diperkirakan akan terjadi pada pasokan kopi Vietnam dan Indonesia, karena harga yang lebih tinggi akan mendatangkan pendapatan yang lebih tinggi bagi para petani.
Hal itu mendorong para petani untuk berinvestasi dalam memperluas dan meningkatkan hasil panen mereka.
Sementara itu, Kepala penjualan Hedgepoint Carlos Costa mengatakan bahwa tantangan jangka panjang masih akan tetap ada.
"Jumlah properti keluarga yang kecil membuatnya lebih sulit untuk melihat peningkatan skala. Alternatif besar yang bisa masuk ke pasar adalah Brasil," ujarnya.