Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dilema Kopi, Ledakan Impor Negara Eksportir Terbesar Keempat Dunia

Indonesia dan sejumlah negara Asia kesulitan untuk memenuhi persediaan kopi di pasar domestik akibat lonjakan konsumsi.
Barista menyiapkan secangkir kopi di salah satu kedai, Sumedang, Jawa Barat pada Jumat (27/5/2023). - Bloomberg/Dimas Ardian
Barista menyiapkan secangkir kopi di salah satu kedai, Sumedang, Jawa Barat pada Jumat (27/5/2023). - Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA -- Maraknya kedai kopi untuk memenuhi lonjakan konsumsi, membuat sejumlah negara Asia seperti Indonesia hingga Vietnam yang semula eksportir berbalik menjadi importir akibat kesulitan memenuhi permintaan biji kopi di pasar domestik.

Negara produsen kopi Asia kini tercatat menjadi importir biji kopi Brasil dalam jumlah yang besar.  Indonesia dan Vietnam meski masih menjadi eksportir utama kopi dunia, namun kini kedua negara itu terpaksa semakin banyak membeli kopi dari pusat pertanian Brasil untuk memenuhi lonjakan konsumsi kopi di negaranya. 

Para penikmat kopi di Hanoi bersiap menghadapi tekanan harga kopi yang melonjak, karena cadangan kopi di Vietnam menyusut. 

Seorang Konsultan, Judy Ganes mengaku takjub dengan konsumsi kopi saat ini, yang merujuk pada budaya kafe yang berkembang saat ini di Indonesia. 

"Sungguh luar biasa bagaimana orang-orang [di Indonesia] mencintai kopi mereka," katanya merujuk ragam kopi yang disukai konsumen dalam negeri, dikutip dari Bloombeg, Minggu (3/3/2024). 

Dia menjelaskan bahwa minuman inovatif seperti campuran kopi dan alpukat telah menarik konsumen baru, dan menjadi gebrakan yang sedang berkembang di seluruh Asia. 

Adapun pengiriman kopi dari Brasil ke produsen biji kopi Asia melonjak, sehingga ekspor kopi ke Indonesia dan Vietnam melonjak pada musim ini. 

Impor ini karena baik Indonesia maupun Vietnam dengan produk andalan varietas robusta dengan rasa relatif pahit dan disukai untuk membuat espresso dan minuman instan lebih suka mengekspor produk kopinya. Sementara untuk konsumsi dalam negeri dipenuhi dengan membeli dari Brasil. Langkah ini dilakukan karena karena biji kopi dari dalam negeri lebih mahal daripada biji kopi Brasil. 

Pedagang kopi terbesar di dunia, Neumann Kaffee Gruppe, membuka kantor impor di Indonesia karena pihaknya memperkirakan bahwa permintaan kopi RI pada akhirnya akan lebih tinggi daripada produksi nasional. 

Menurut asosiasi eksportir lokal, konsumsi kopi Indonesia tumbuh sekitar 4% per tahun selama satu dekade terakhir.

Angka tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan permintaan global sebesar 2,2% yang diperkirakan oleh Organisasi Kopi Internasional (International Coffee Organization) tahun ini, setelah periode naik turun selama era pandemi.

Menurut Cecafé, pengiriman kopi dari Brasil ke Indonesia, sebagai produsen kopi terbesar keempat di dunia, meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun lalu. 

"Potensi pertumbuhannya masih sangat besar, terutama karena konsumsi per kapita lebih rendah dibandingkan dengan bagian dunia lainnya," ujar Márcio Ferreira, ketua kelompok eksportir.

Kepala industri hilir kopi di Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia Moelyono Soesilo mengatakan bahwa seiring dengan berkembangnya kebiasaan minum kopi, produksi biji kopi di Indonesia sebagian besar terhenti. 

Menurutnya, permintaan kopi dapat melebihi produksi dalam 5 hingga 8 tahun ke depan jika laju yang sama terus berlanjut. 

Kelompok itu berusaha membantu para petani mengelola perkebunan untuk meningkatkan hasil panen di atas tingkat saat ini, yaitu 1,1 metrik ton per hektar. 

Sementara menurut badan pertanian Conab, sebagai perbandingan, bahwa daerah yang menghasilkan varietas kopi serupa di Brasil memiliki hasil panen sekitar 2,5 ton per hektar. 

Berdasarkan laporan, permintaan kopi di wilayah Asia tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan bagian lain di dunia. Pengiriman dari Brasil ke Vietnam juga melonjak lebih dari enam kali lipat dalam 12 bulan yang berakhir di bulan Januari. 

Kondisi pasar kopi di Vietnam...

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper