Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setelah 8 Tahun, ExxonMobil Bor Lagi Sumur Minyak Banyu Urip

ExxonMobil Cepu Ltd (EMCL) resmi memulai program optimasi pengembangan lapangan (OPL) Banyu Urip, Blok Cepu, Bojonegoro Jawa Timur.
Kilang minyak di Lapangan Banyu Urip Blok Cepu, Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis (8/12/2016)./Bloomberg-Dimas Ardian
Kilang minyak di Lapangan Banyu Urip Blok Cepu, Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis (8/12/2016)./Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA - ExxonMobil Cepu Ltd (EMCL) resmi memulai program optimasi pengembangan lapangan (OPL) Banyu Urip, Blok Cepu, Bojonegoro Jawa Timur.

Dimulainya upaya optimasi produksi minyak tersebut ditandai dengan tajak sumur infill carbonate pada Jumat (1/3/2024). Pemboran sumur infill carbonate merupakan bagian dari drilling campaign di Blok Cepu yang dilakukan oleh Exxonmobil dimulai pada 2024 hingga 2026 yang terdiri atas pemboran 5 sumur infill carbonate dan 2 sumur clastics.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan apresiasinya terhadap EMCL yang mampu menjaga produksi di Blok Cepu dengan optimal, yang awalnya potensinya adalah 400 juta barel, sampai hari ini sudah menghasilkan 630 juta barel dan berpotensi hingga 1 miliar barel. 

Saat ini, produksi Blok Cepu mulai menurun. Oleh karena itu, Arifin bersama pemangku kepentingan mendorong untuk menjaga produksi Banyu Urip.

“Saat ini direncanakan ada tujuh pemboran, jika dibandingkan 8 tahun lalu tidak ada sama sekali pemboran. Harapannya, lapangan clastic memiliki potensi yang sama dengan lapangan carbonat yang memiliki potensi hingga 1 miliar barel," kata Arifin saat meninjau kegiatan tajak sumur infill carbonate Banyu Urip, dikutip dari siaran pers, Jumat (1/3/2024).

Arifin mengharapkan dari kegiatan pemboran sumur infill dan clastic akan ada tambahan 20.000 hingga 30.000 barel minyak per hari sehingga bisa menahan laju penurunan produksi, serta ke depannya diharapkan lapangan clastic menghasilkan produksi yang sama dengan lapangan carbonat

“Kami bangga dapat terus melanjutkan kerja sama dengan Exxon, sebagai perusahaan terbesar di dunia dengan pengalaman dan teknologi yang mumpuni. Kita terus melakukan kerja sama dengan Exxon, termasuk kerja sama carbon capture dan rencana investasi Exxon lainnya di Indonesia. Kita berharap banyak dengan output yang semaksimal mungkin dari lapangan Cepu," ucapnya.

Di sisi lain, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan, SKK Migas memberikan perhatian yang besar terhadap upaya menjaga produksi lapangan minyak di Banyu Urip agar tetap optimal. 

Dirinya menyampaikan bahwa produksi Lapangan Banyu Urip telah melampaui yang ditargetkan dalam plan of development (POD), hal ini berkat berbagai upaya dan terobosan yang dilakukan oleh SKK Migas dan ExxonMobil dalam menjaga kinerja Lapangan Banyu Urip.

“Tajak sumur infill carbonate Lapangan Banyu Urip adalah upaya lanjutan yang dilakukan oleh SKK Migas dan ExxonMobil selaku operator untuk meningkatkan produksi minyak sebesar 42 juta barel dengan tetap memperhatikan kemampuan dan daya dukung reservoir yang ada," ujarnya.

Dwi menyampaikan bahwa kunjungan ke Banyu Urip tentu tidak hanya semata-mata meninjau tajak sumur infill carbonate, tetapi lebih dari itu. Kunjungan ini menunjukkan kepedulian dan harapan Kementerian ESDM dan SKK Migas untuk mendorong kinerja operasi yang semakin di optimal di Lapangan Banyu Urip. 

“Sebagai lapangan dengan produksi minyak sekitar 25% dari produksi minyak secara nasional, maka Banyu Urip sangat diharapkan kontribusinya untuk mencapai target peningkatan produksi dimasa depan, yaitu produksi 1 juta barel minyak per hari di tahun 2030 untuk mendukung ketahanan energi nasional," tutur Dwi

Pada kesempatan yang sama, Presiden ExxonMobil Indonesia Carole Gall menyampaikan, proyek Banyu Urip Infill and Clastic, atau yang biasa kita sebut Proyek BUIC, memiliki arti yang sangat penting.

"Proyek ini akan berkontribusi besar terhadap aspirasi yang kami dukung penuh, yaitu tercapainya target nasional produksi 1 juta barel minyak per hari pada awal tahun 2030, yang sekaligus memperkuat keamanan energi nasional," kata Carole.

Sesuai rencana drilling campaign, pemboran 2 sumur infill carbonate yang akan dilaksanakan tahun 2024 diproyeksikan akan mulai onstream pada 2024 ini dengan dilakukan tie-in ke fasilitas existing.

Selanjutnya, diikuti dengan pemboran 3 sumur infill carbonate dan 2 sumur clastics dalam rentang waktu hingga tahun 2025 dan diharapkan onstream tahun 2026.

Kegiatan drilling campaign Banyu Urip menggunakan anjungan dan peralatan yang keseluruhannya dibuat di Indonesia dan dioperasikan oleh PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) yang merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero).

Pengeboran ini menunjukkan tingkat kompetensi PDSI di bidang pengeboran minyak dan gas bumi, serta dukungan industri hulu migas untuk tumbuh berkembangnya perusahaan nasional serta komitmen SKK Migas dan KKKS dalam mengimplementasikan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di industri hulu migas.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper