Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina Drilling Services (Pertamina Drilling) memenangkan kontrak pengeboran kegiatan optimasi pengembangan lapangan (OPL) Banyu Urip, Blok Cepu, yang dioperatori ExxonMobil Cepu Ltd (EMCL).
Komitmen OPL Banyu Urip yang telah disampaikan EMCL September 2021 lalu itu berisikan kegiatan pengeboran 5 sumur infill carbonate dan 2 sumur clastic yang ditargetkan first oil pada 2028 mendatang.
“Kita punya sejarah tahun 2013-2015 kami melakukan drilling untuk Exxon dan hasilnya memuaskan, mereka ini customer loyal kami, jadi untuk drilling campaign 2024 mereka sudah pesan ke kami sejak 2020,” kata Direktur Utama Pertamina Drilling Rio Dasmanto dikutip, Jumat (11/8/2023).
Penandatangan kontrak kerja sama antara Pertamina Drilling dan Exxonmobil Cepu Limited dilaksanakan di kantor SKK Migas, Jakarta pada Kamis (10/8/2023).
Seremoni itu dihadiri Kepala SKK Migas Dwi Sucipto berserta jajaran, President Exxonmobil Cepu Limited Carole J. Gall, Direktur Utama Pertamina Driling Rio Dasmanto, Direktur Pengembangan dan Produksi Subholding Upsteam Awang Lazuardi, Direktur Utama Pertamina EP Cepu Endro Hartanto, serta Dewan Komisaris Pertamina Drilling Nur Endro Buwono selaku Komisaris Utama dan Eko Budi Lelono selaku Komisaris.
“Nilai kontraknya itu US$32 juta [setara Rp487,13 miliar, asumsi kurs Rp15.223 per dolar AS] untuk tujuh sumur [OPL Banyu Urip] ini, harga yang bagus untuk tujuh sumur ini,” kata Rio.
Baca Juga
Rio menambahkan, rencananya tajak perdana sumur OPL Banyu Urip bakal dilakukan pada 1 Maret 2024 mendatang. Dia memperkirakan masing-masing sumur memerlukan waktu 2 bulan pengeboran. Dengan demikian, kontrak yang disepakati kedua belah pihak untuk OPL ini selama 1,5 tahun.
Pertamina Drilling akan menggunakan Rig PDSI #40.3 yang berspesifikasi Rig Cyber Electric VFD System dengan kapasitas 1500 HP. Keunggulan rig ini adalah fast walking/skidding, compact rig, dan batch drilling.
Portofolio rig ini berhasil melakukan pengeboran batch drilling Exxon Mobil Cepu Limited Banyu Urip pada tahun 2013-2015. Dengan achievement 0 LTA dan down time di bawah 2 persen. Rig ini juga mendapatkan penghargaan sebagai Nominated Best Rig on Exxon Mobil Rig Drilling World Wide (President Award).
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat total komitmen investasi dari OPL Banyu Urip, Blok Cepu tembus US$203,5 juta setara dengan Rp3,08 triliun (asumsi kurs Rp15.180 per dolar AS).
Sementara itu, tambahan penerimaan negara dari kegiatan pengembangan lapangan Banyu Urip ditaksir mencapai sekitar US$2,1 miliar atau setara dengan Rp31,87 triliun. Perolehan itu mengambil porsi 80,9 persen dari pendapatan kotor operator lapangan, EMCL.
Koordinator Pengawasan Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Prima K Panggabean mengatakan, komitmen investasi itu dapat mengerek tambahan cadangan minyak EMCL ke level 42,92 juta barel minyak (MMBO).
Prima mengatakan, pemerintah telah memberikan insentif yang cukup progresif untuk menopang OPL yang disampaikan EMCL sejak 2021 lalu.
“Jenis insentif di antaranya perubahan split bagi hasil net after tax melalui penyesuaian tarif PPh badan sebesar 20 persen dengan tarif branch profit tax sebesar 20 persen,” kata Prima kepada Bisnis, Kamis (10/8/2023).
Dengan demikian, Prima menggarisbawahi, effective tax rate dari EMCL untuk OPL ini menjadi 36 persen yang awalnya berada di angka 44 persen.
Di sisi lain, Presiden ExxonMobil Indonesia Carole Gall mengakui pengerjaan optimasi pengembangan lapangan Banyu Urip awal tahun depan memiliki tantangan yang serius.
Carole mengatakan, sumur yang akan ditajak relatif memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi jika dibandingkan dengan pengembangan sumur pada program pengeboran ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) pada 2013 dan 2016 lalu.
“Kami menyadari OPL Banyu Urip untuk pengeboran sumur infil dan clastic itu tidak akan berjalan mudah, sumurnya terbilang kompleks,” kata Carole saat penandatanganan kontrak rig dari PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) di kantor SKK Migas, Jakarta, Kamis (10/8/2023).