Bisnis.com, GRESIK — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menegaskan relaksasi ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI) belum diputuskan. Pemerintah masih menunggu janji Freeport untuk mulai commissioning smelter Manyar, Gresik, Jawa Timur, pada Mei 2024.
Sikap itu disampaikan Arifin selepas meninjau kemajuan proyek smelter Manyar yang telah masuk tahapan pre-commissioning, Kamis (29/2/2024).
“Jadi memang kita lihat ke sini, kita lihat progresnya, kita nggak berjanji. Sama-sama berjanji, dia janji selesai, kita juga janji selesaikan [perpanjangan ekspor],” kata Arifin saat ditemui di kawasan Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Kamis (29/2/2024).
Berdasarkan laporan Freeport-McMoRan Inc. (FCX) kuartal III/2023, izin ekspor konsentrat tembaga PTFI sebesar 1,7 juta metrik ton yang diperoleh pada 24 Juli 2023 dan hanya berlaku hingga Mei 2024. Freeport menjadi salah satu perusahaan yang mendapat relaksasi kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah yang diterapkan per 10 Juni 2023.
Freeport belakangan melobi pemerintah untuk memperpanjang relaksasi ekspor konsentrat tembaga tersebut sampai Desember 2024. Hal ini lantaran smelter baru diklaim membutuhkan waktu untuk dapat berproduksi dengan kapasitas penuh setelah commisioning pada Mei 2024.
Sebelumnya, PTFI membuka kemungkinan penurunan kapasitas produksi sekitar 40% pada RKAB 2024 seiring dengan tenggat relaksasi ekspor konsentrat yang diputus Mei tahun ini. Penyesuaian produksi itu dilakukan lantaran daya tampung atau input smelter yang masih terbatas saat itu.
Baca Juga
“Janjinya Mei 2024 itu sudah mulai commisioning betul kan? Fair ya, kalau itu terjadi ya kita juga dengan kewajiban kita [relaksasi ekspor],” kata Arifin.
Sementara itu, produksi bijih atau ore dari PTFI selama 3 tahun mendatang dipastikan naik, kendati izin ekspor konsentrat ditenggat sampai dengan Mei 2024.
Otoritas mineral dan batu bara telah menyetujui rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) PTFI periode 2024 sampai dengan 2026. Berdasarkan data Minerba, rencana produksi ore dari PTFI pada 2024 dipatok di level 63,16 juta ton. Selanjutnya, rencana produksi ore PTFI pada 2025 dan 2026 masing-masing ditetapkan sebesar 77,52 juta ton dan 79,12 juta ton.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Jenpino Ngabdi mengatakan, pembangunan smelter berjalan sesuai target.
“Smelter PTFI akan mulai berproduksi di Agustus 2024 dan selanjutnya ramp up mencapai kapasitas penuh pada akhir Desember 2024,” kata Jenpino.
Untuk diketahui, pembangunan smelter ini merupakan mandat izin usaha pertambangan khusus (IUPK) PTFI. Proyek ini merupakan smelter kedua PTFI. Smelter pertama dibangun pada 1996 dan dikelola oleh PT Smelting. Freport telah menanamkan investasi hingga US$3,1 miliar atau setara dengan Rp48 triliun per akhir Desember 2023.
Smelter tembaga dengan design single line terbesar di dunia ini nantinya mampu memurnikan konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta ton dan menghasilkan katoda tembaga hingga 600.000 ton per tahun.
Produk utama smelter adalah katoda tembaga, emas dan perak murni batangan, serta PGM (Platinum Group Metal). Produk samping antara lain asam sulfat, gipsum, dan timbal.
“Setelah smelter beroperasi penuh pada akhir 2024, seluruh hasil tambang PTFI akan dimurnikan di dalam negeri,” kata Jenpino.