Bisnis.com, JAKARTA — PT Freeport Indonesia (PTFI) mencatat produksi tembaga dan emas naik masing-masing 5,93% dan 10,01% pada kinerja tahun penuh 2023 dibandingkan periode sebelumnya.
Peningkatan produksi sepanjang 2023 itu didorong oleh kenaikan tingkat pengilingan bijih dari tambang bawah tanah dengan rata-rata di kisaran 214.000 ton per hari pada rentang kuartal IV/2023. Volume itu naik sekitar 8% dari tingkat pengilingan 198.100 ton per hari pada periode yang sama tahun sebelumnya.
“Kami menyelesaikan pemasangan fasilitas SAG baru di PTFI Desember 2023 kemarin dan itu akan menambah kesempatan bagi kita untuk maju ke depan,” kata President Freeport-McMoRan Kathleen Quirk dalam conference call FCX kuartal IV/2023, dikutip Jumat (26/7/2023).
PTFI juga tengah menyelesaikan proyek pemasangan sirkuit pencucian tembaga anyar yang diharapkan rampung pada paruh kedua tahun ini. Sirkuit baru itu diharapkan dapat meningkatkan produksi tembaga sekitar 60 juta pounds dan emas sekitar 40.000 ounces per tahun.
Lewat investasi intensif beberapa tahun terakhir, PTFI telah berhasil mengoperasikan tiga tambang bawah tanah raksasa di kawasan mineral Grasberg di antaranya Grasberg Block Cave, Deep Mill Level Zone and Big Gossan.
Ketiga blok tambang bawah tanah itu menghasilkan produksi rerata 1,66 miliar pounds tembaga dan 1,97 juta ounces emas sepanjang 2023.
Baca Juga
Sementara itu, penjualan tembaga pada 2023 berada di angka 1,52 miliar pounds dengan rata-rata realisasi harga di level US$3,81 per pound. Di sisi lain, penjualan emas PTFI sepanjang tahun lalu berada di level 1,69 juta ounces, dengan rata-rata realisasi harga US$1.972 per ounce.
“Kita terus membuat investasi pada sumber daya ini untuk meningkatkan nilai dan peforma jangka panjang ke depan, begitu juga perpanjangan kontrak operasi selepas 2041 dan kita makin percaya untuk mendapatkan kontrak jangka panjang itu,” kata Kathleen.
Lewat peningkatan rasio pengilingan saat ini, PTFI menargetkan produksi tembaga sampai akhir 2024 berada di kisaran 1,7 miliar pounds dan 2 juta ounces emas.
Sebelumnya, PTFI membuka kemungkinan penurunan kapasitas produksi sekitar 40% pada rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) 2024 seiring dengan tenggat relaksasi ekspor konsentrat yang diputus Mei tahun ini. Penyesuaian produksi itu dilakukan lantaran daya tampung atau input smelter yang masih terbatas.
Kendati demikian, belakangan Kementerian ESDM menyetujui target produksi PTFI sebesar 1,4 miliar pound tembaga dan 1,6 juta ounces emas tahun ini.
Kementerian ESDM menyetujui RKAB PTFI periode 2024 sampai dengan 2026. Produksi bijih atau ore dari PTFI selama 3 tahun mendatang dipastikan naik, kendati izin ekspor konsentrat ditenggat sampai dengan Mei 2024.
“RKAB PTFI sudah kita setujui untuk 2024 sampai dengan 2026,” kata Plt Dirjen Minerba Bambang Suswantono saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (16/1/2024).
Berdasarkan paparan Bambang, rencana produksi ore dari PTFI pada 2024 dipatok pada level 63,16 juta ton. Selanjutnya, rencana produksi ore PTFI pada 2025 dan 2026 masing-masing ditetapkan sebesar 77,52 juta ton dan 79,12 juta ton.
Di sisi lain, Bambang mengatakan, kementeriannya masih memproses permohonan perpanjangan izin ekspor konsentrat PTFI untuk periode tahun ini. Seperti diketahui, relaksasi ekspor konsentrat Freeport bakal berakhir Mei 2024.
“Untuk masalah ekspor konsentratnya mereka juga harus izin lagi kepada kita, saat ini masih proses,” kata Bambang.