Bisnis.com, BANDUNG — Emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) memperkirakan pabrik Chlor Alkali-Ethylene Dichloride (CA-EDC) untuk bahan baku baterai rampung pada 2027.
Pabrik ini disebut memiliki kapasitas produksi sebesar 400.000 ton per tahun caustic soda [sodium hydroxide] dan 500.000 ton per tahun ethylene dichloride [EDC]
Direktur Sumber Daya Manusia dan Hubungan Korporat TPIA Suryandi mengatakan, pembangunan pabrik tersebut paling lambat dimulai pada semester II/2024 oleh PT Chandra Daya Investasi (CDI) selaku entitas anak.
“Masa konstruksi kurang lebih 2 tahun atau 26-30 bulan. Kalau dimulai semester II/2024, kurang lebih 2027 baru selesai,” katanya di Bandung, Kamis (29/2/2024).
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Legal, Hubungan Eksternal, dan Ekonomi Sirkular Edi Riva’i menjelaskan chlor alkali merupakan salah satu bahan baku smelter yang dibutuhkan saat proses pengilangan atau refining bahan tambang.
Dalam proses tersebut, caustic soda dibutuhkan untuk mengolah bahan tambang mentah menjadi barang setengah jadi maupun bahan jadi. TPIA lantas berupaya menyatukan fasilitas manufaktur chlor alkali dengan ethylene sehingga tercipta ethylene dichloride.
“[Hasil pengilangan digunakan] untuk EV [electric vehicle], kertas, keramik, dan smelter,” katanya.
Pembangunan pabrik CA-EDC tersebut diperkirakan menelan dana hingga US$1 miliar atau setara Rp15,71 triliun (kurs jisdor Rp15.715 per US$) dengan perincian US$850 juta untuk fasilitas manufaktur, sedangkan US$150 juta untuk infrastruktur pendukung lainnya.
Di satu sisi, pembangunan proyek Chandra Asri Perkasa 2 (CAP2) diklaim sudah mulai dilakukan seiring final investment decision (FID) sudah berjalan secara grup. Proyek ini diperkirakan mulai dibangun pada awal 2024.
Sekitar US$300 juta dari anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) US$400 juta juga sudah disiapkan oleh TPIA untuk merampungkan pembangunan yang bakal dilaksanakan oleh PT Chandra Asri Alkali (CAA).