Bisnis, JAKARTA — Ruang penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI Rate kian sempit seiring beragam tekanan yang membuat suku bunga mesti ditahan tetap tinggi.
Berita tentang sempitnya ruang penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id hari ini, Kamis (22/2/2024).
Selain berita tersebut, sejumlah berita menarik lainnya turut tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id
Berikut ini highlight Top 5 News Bisnisindonesia.id hari ini:
Ruang pelonggaran suku bunga acuan BI kembali menyempit karena ada dua faktor besar yang memaksa bank sentral untuk bertahan pada suku bunga tinggi atau higher for longer.
Pertama, kondisi inflasi di AS yang meningkat, The Fed memberikan sinyal untuk menunda relaksasi suku bunga acuan yang rencana awal dilaksanakan awal semester II/2024.
Kedua, kondisi inflasi dalam negeri yang dibayangi oleh makin mahalnya komoditas strategis terutama beras serta datangnya momentum Ramadan yang secara historis meningkatkan permintaan.
Pemerintah pun mewaspadai adanya lonjakan inflasi dan kenaikan harga barang pada awal tahun ini sehingga menekan daya beli masyarakat yang pada gilirannya turut pula menurunkan inflasi inti, tolok ukur utama BI mengutak-atik suku bunga acuan.
Berkaca pada kondisi tersebut, BI mengikuti langkah The Fed menunda relaksasi suku bunga acuan.
2. Menjawab Teka Teki Penyebab Lonjakan Harga Beras
Penyebab lonjakan harga beras masih menjadi teka-teki. Meski pasokan cadangan beras pemerintah masih melimpah, tetapi di lapangan harga pangan utama tersebut belum menunjukkan tanda-tanda penurunan.
Tingginya nilai jual beras telah terjadi setidaknya sejak akhir tahun lalu. Sebagai gambaran saja, beras medium sesuai panel harga Bapanas per Rabu (21/2/2024) mencapai Rp14.140 per kg. Pada 1 Oktober tahun lalu, harga beras medium dijual pada level Rp13.280 per kg.
Kemudian harga beras jenis premium pada Oktober tahun lalu berada di kisaran Rp14.870 per kg. Harga tersebut kini melonjak tajam hingga Rp16.210 per kg. Harga beras di dua kategori itu kompak melewati harga eceran tertinggi (HET).
Pemerintah menetapkan HET berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) No. 7/2023 berkisar Rp 10.900 – Rp 11.800 per kilogram untuk beras medium, beras premium berkisar Rp 13.900 – Rp 14.800 per kilogram.
Jarak yang terlampau lebar ini mengundang tanda tanya, apa yang menyebabkan harga beras begitu bergejolak?
3. Menanti Gebrakan AHY Memberantas Mafia Tanah & Menuntaskan Reforma Agraria
Komando Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (Menteri ATR/Kepala BPN) resmi berpindah dari Hadi Tjahjanto ke tangan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melantik Hadi Tjahjanto sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN), di Istana Negara, Jakarta, Rabu (21/02/2024).
Presiden Joko Widodo memberikan 3 pesan kepada AHY. Jokowi meminta AHY untuk menyelesaikan sertifikat tanah elektronik secara lebih masif. “Berkaitan dengan sertifikat elektronik harus didorong agar lebih masif,” ujarnya, Rabu (21/2/2024).
Kedua, AHY diminta menyelesaikan penerbitan hak guna usaha (HGU) untuk mekanisme perdagangan karbon. “Target untuk HGU carbon trading yang berkaitan dengan Peraturan Pemerintah (PP) nomer 18 itu segera selesaikan karena banyak yang ingin masuk,” katanya.
Terakhir, penyelesaian target 120 juta bidang tanah untuk terdaftar melalui PTSL.
4. Membaca Arah Kinerja Pasar Modal Usai Pemilu
Sinyal bakal tuntasnya Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 dalam satu putaran memberikan landasan kepastian bagi pasar untuk menentukan respons terhadap sosok kepala negara terpilih. Di sisi lain, sepekan setelah pelaksanaan pesta demokrasi tersebut, IHSG terlihat fluktuatif, meski cenderung menguat.
Hari ini, Rabu (21/2/2024), tepat sepekan setelah pelaksanaan Pilpres 2024, IHSG tercatat turun tipis 0,05% ke level 7.349,02. IHSG sejatinya sempat turun hingga ke level 7.286,67 hari ini, sebelum akhirnya memantul kembali menjelang penutupan.
Dengan posisi terkini, IHSG tercatat sudah meningkat sebesar 1,93% dibanding posisi sebelum Pilpres pekan lalu. Meski begitu, sepekan terakhir, IHSG tidak konsisten menghijau. Indeks komposit terlihat meningkat selama 3 hari, tetapi memerah pada 2 hari lainnya.
Pergerakan IHSG ini terjadi di tengah sentimen keunggulan pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menurut versi hitung cepat sejumlah lembaga survei.
5. Jalan IPO BPR Di Tengah Badai Kebangkrutan
Belum sampai akhir kuartal pertama tahun ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah mencabut izin usaha 5 bank perekonomian rakyat (BPR), lebih tinggi dibanding total pencabutan izin sepanjang 2023 lalu.
OJK memang menghendaki jumlah BPR terus berkurang, tetapi tentu bukan dengan alasan kegagalan usaha. OJK mendesak BPR untuk berkonsolidasi, sehingga dari sisi jumlah makin berkurang, tetapi dari sisi kualitas menjadi makin meningkat.
Maraknya BPR yang ditutup pada awal tahun ini menjadi sinyal yang cukup kuat bahwa industri ini sangat rentan. Meski tidak bersifat sistemik, kegagalan BPR tetap saja merugikan masyarakat, terutama para nasabah yang masih menempatkan dana di sana.
Kini, OJK tengah menyiapkan jalan bagi BPR untuk melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) dan mencatatkan sahamnya di bursa. Langkah ini bisa menjadi solusi bagi tantangan permodalan BPR untuk mencegah kasus kegagalan bisnis di masa mendatang.
Namun, pada saat yang sama, kabar kebangkrutan BPR yang terus muncul menjadi sentimen negatif bagi industri ini. Hal ini berpotensi menggerus kepercayaan investor terhadap industri ini secara keseluruhan, sehingga menjadikan langkah IPO BPR lainnya justru kian berat.