Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) menyebut ketersediaan bahan baku makanan dan minuman (mamin) hampir terpenuhi jelang Ramadan, kecuali garam untuk industri yang tersendat.
Ketua Umum Gapmmi, Adhi S. Lukman mengatakan bahan baku berupa garam untuk industri mamin terkendala izin impor, khususnya garam yang tidak tersedia dalam negeri.
"Salah satunya garam, kalau yang lain sudah keluar izinnya gula sudah, jagung sudah, tinggal garam aja sejauh ini," kata Adhi, (13/2/2024).
Gapmmi tengah membahas persetujuan impor (PI) garam dengan Kementerian Perdagangan agar dapat segera diterbitkan. Sebab, kebutuhan garam jelang Ramadan akan meningkat.
Adapun, Adhi menuturkan, pesanan industri makanan dan minuman akan meningkat 30% pada Ramadan, dibandingkan bulan normal.
"Kebutuhan garam industri sekitar 500.000 ton dari impor sisanya dalam negeri, kalau dalam negeri untuk kebutuhan industri mamin sekitar 400.000-an," tuturnya.
Baca Juga
Di sisi lain, dengan ketersediaan bahan baku yang mumpuni dan momentum tahun politik, Adhi menargetkan pertumbuhan industri makanan dan minuman tembus di atas 5% tahun ini.
Pasokan bahan baku seperti gula kristal rafinasi (GKR) bakal aman karena perizinan impor (PI) yang telah terbit lebih cepat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Kami harap itu bisa mendorong pertumbuhan industri mamin, apalagi saat ini sedang dalam persiapan menjelang masa Ramadan," terangnya.
Dia menyebutkan, tahun 2023 pertumbuhan industri mamin sebesar 4,6%, lebih rendah dari target 5%. Hal ini dikarenakan harga bahan baku yang sempat melonjak dan pesanan yang tertahan imbas ketidakpastian global.