Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Pilpres 2024, Ini PR Penerus Jokowi Soal Mobil Listrik dan Ekonomi

Berikut PR bagi penerus Presiden Jokowi usai Pilpres 2024 soal mobil listrik yang telah berkontribusi dalam perekonomian Indonesia.
Ilustrasi kendaraan listrik. /Freepik
Ilustrasi kendaraan listrik. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Para tiga calon presiden mengusulkan cara yang berbeda dalam melanjutkan kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menggunakan kekayaan mineral Tanah Air untuk menjadi produsen kendaraan listrik (EV).

Adapun, pemilihan yang akan dihelat pada esok hari, yakni Rabu 14 Agustus 2024 juga menimbulkan pertanyaan mengenai upaya negara menjadi pusat kendaraan listrik cukup untuk memberikan manfaat ekonomi untuk menutupi risiko lingkungan.

Ledakan tungku smelter yang terjadi pada Desember 2023, menjadi titik perhatian terbaru, yang memperkuat ketidakpuasan di antara masyarakat Indonesia yang menghadapi pengangguran dan kemiskinan, meskipun adanya lonjakan investasi terkait kendaraan listrik.

Andry Satrio Nugroho, dari Institute for Development of Economics and Finance di Jakarta kemudian juga mengatakan bahwa investasi berfokus pada kuantitas, bukan pada kualitas.

“Ini adalah pekerjaan rumah bagi pemerintah di masa depan untuk menciptakan model hilirisasi sumber daya alam yang berkualitas dan investasi yang membuka lapangan kerja baru dan juga menjaga kualitas lingkungan yang merupakan kunci kemakmuran dan kesetaraan ekonomi jangka panjang,” terangnya, seperti dikutip dari BloombergSelasa (13/2/2024).

Tugas yang tersisa nantinya akan menjadi tanggung jawab pemimpin berikutnya. Adapun, lonjakan kendaraan listrik telah menghasilkan ‘dolar’ yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan ekspor, menstabilkan mata uang dan memacu pertumbuhan ekonomi.

Namun, di kota-kota pertambangan di Indonesia, kelompok buruh masih berjuang untuk mendapatkan upah dan kondisi kerja yang lebih baik.

Adapun, terdapat beberapa hal yang menunjukan bahwa lonjakan EV mendorong perekonomian negara Indonesia.

Pertamaadalah larangan ekspor bijih mineral telah meningkatkan pengiriman logam olahan, namun masih didominasi oleh produk-produk dengan nilai tambah yang lebih rendah.

“Hal ini menunjukkan bahwa hilirisasi di Indonesia masih dalam tahap awal, namun ada tanda-tanda bahwa upaya tersebut membuahkan hasil,” berdasarkan laporan Deutsche Bank AG.

Kemudian, Indonesia juga telah menarik lebih dari US$50 miliar investasi asing secara langsung pada 2023 atau sekitar Rp779 triliun, dengan sekitar seperempatnya masuk ke industri logam dasar.

Kementerian Investasi juga memperkirakan hilirisasi lebih lanjut di industri lain, termasuk pertanian, terutama dengan adanya larangan ekspor bauksit dan timah yang akan datang.

Berikutnyaterdapat PR mengenai penciptaan lapangan kerja yang tertinggal. Jokowi mengatakan bahwa pengolahan nikel mempekerjakan 71.500 pekerja di Sulawesi Tengah dan 45.600 pekerja di Maluku Utara, yakni dua provinsi yang paling banyak melakukan investasi terkait kendaraan listrik. Jumlah ini akan meningkat 40 kali lipat jika dibandingkan tahun 2015.

Namun, angka pengangguran di Maluku Utara meningkat menjadi 4,21% pada 2023, dari 2,98% di tahun sebelumnya. Tingkat pengangguran nasional masih berada di atas angka sebelum pandemi.

Angka kemiskinan di Maluku Utara dan Sulawesi Tengah meningkat pada tahun lalu, bahkan ketika mencatat pertumbuhan dua digit setiap tahunnya sejak 2021.

Nugroho dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) kemudian menuturkan bahwa hilirisasi masih memberikan manfaat bagi segelintir masyarakat dan dapat memperburuk kesenjangan sosial.

Kurangnya perlindungan lingkungan juga dapat mengancam mata pencaharian lain seperti pertanian dan perikanan, yang mendukung stabilitas harga dan lapangan pekerjaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper