Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah mengguyur 200.000 ton beras kemasan ke ritel modern di sejumlah wilayah seiring mulai terbatasnya pasokan pangan itu di masyarakat. Apa yang melatarbelakangi kelangkaan beras kali ini?
Berita tentang kelangkaan pasokan beras menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id hari ini, Selasa (13/2/2024). Selain berita tersebut, sejumlah berita menarik lainnya turut tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id
Berikut ini highlight Top 5 News Bisnisindonesia.id hari ini:
1. Guyuran Beras Kemasan di Tengah Terbatasnya Pasokan
Pemerintah mengguyur ratusan ribu ton beras ke ritel modern seiring dengan mulai terbatasnya stok beras premium di pasaran. Satuan tugas pangan Polri ikut turun tangan mengawasi distribusi beras dari penggilingan hingga ke masyarakat.
Setelah asosiasi peritel mengadukan kelangkaan pasokan beras kemasan di berbagai daerah, pemerintah lantas mengguyur sedikitnya 200.000 ton beras ke pelbagai gerai modern di sejumlah wilayah Tanah Air.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengatakan bahwa Presiden telah memberikan instruksi untuk mendistribusikan sebagian beras dari Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) ke gerai-gerai ritel modern.
Adapun, 50.000 ton bakal didistribusikan oleh Food Station di wilayah DKI Jakarta, sementara sisanya didistribusikan oleh Bulog. Adapun nantinya, beras disalurkan dalam kemasan 5 kilogram di gerai ritel modern.
"Saya diperintahkan bapak Presiden untuk membereskan yang di Cipinang, karena yang Cipinang ini stoknya banyak tapi di pasar modern sedikit," ujar Arief saat ditemui di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Senin (11/2/2024).
2. Arah Investasi Bila Jokowinomic Berlanjut 5 Tahun Lagi
Ekonom OCBC Indonesia, Lavanya Venkateswaran dan Ahmad A. Enver, dalam riset mereka mengungkapkan bahwa investor mengharapkan adanya keberlanjutan kebijakan yang lebih luas dari presiden berikutnya, mengingat Jokowi mewariskan sejumlah kebijakan jangka panjang yang harus dilanjutkan oleh penerusnya.
Kebijakan-kebijakan pembangunan jangka panjang tersebut hanya akan memberikan hasil yang substantif jika pemimpin selanjutnya menindaklanjutinya. Ini termasuk melakukan hilirisasi di sektor mineral dan sumber daya, pemindahan ibu kota negara ke Nusantara dari Jakarta, dan terus fokus pada belanja infrastruktur.
Meski begitu, Lavanya dan Ahmad memandang bahwa berdasarkan hasil debat, diskusi, dan kampanye para calon presiden dan wakil presiden selama ini, awalnya tidak ada kandidat yang cukup jelas mengungkapkan langkah keberlanjutan ini.
Namun, belakangan keduanya melihat kemungkinan besar Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo akan melanjutkan beberapa kebijakan andalan Presiden Jokowi.
3. Menanti Pecah Telur Investor Asing Realisasi Komitmen Bangun Proyek di IKN Nusantara
Hingga pertengahan Februari 2024, belum ada satupun investor asing yang merealisasikan komitmennya di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Pembangunan IKN membutuhkan dana sedikitnya Rp372,8 triliun dalam tempo sepuluh tahun, sedangkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bakal urunan Rp93,2 triliun dan sisanya merupakan investasi asing dan dalam negeri.
Pemerintah menetapkan alokasi anggaran sebesar Rp29,4 triliun pada 2023 dan Rp40,6 triliun pada 2024 untuk membangun infrastruktur dasar IKN. Secara total, pada periode 2022 – 2024, pemerintah menetapkan anggaran pembangunan IKN sebesar Rp75,5 triliun, termasuk anggaran pada 2022 yang telah direalisasikan sebesar Rp5,5 triliun.
Alokasi anggaran 2022 – 2024 tersebut digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan prioritas untuk kemajuan infrastruktur dasar, kantor pemerintahan dan perumahan terutama untuk ASN tahap pertama di IKN. Adapun setelah 2024, pembiayaan pembangunan IKN akan berlanjut hingga 2045 dengan mengandalkan porsi non-APBN atau berasal dari investor.
Pada pertengahan Januari 2024, jumlah surat minat investasi atau letter of intent (LOI) di IKN mencapai 345 surat investasi di mana sebesar 55% merupakan investor domestik, sedangkan 45% berasal dari investor asing.
4. Ini Perbandingan Kinerja Bisnis Himbara 2023, Siapa Paling Unggul?
Diterbitkannya laporan keuangan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. pada awal pekan ini menjadikan publik kini telah lengkap menerima laporan kinerja Himpunan Bank Milik Negara atau Himbara. Lantas, bagaimana perbandingan performa mereka?
Himbara atau bank-bank BUMN adalah kelompok bank yang menjadi pemimpin pasar hampir di semua segmen bisnis bank Tanah Air.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menguasai segmen pembiayaan korporasi, sedangkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. fokus di segmen pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. selain mantap di segmen korporasi, juga gesit melayani kebutuhan pembiayaan lintas negara atau global bagi nasabah Indonesia.
Di sisi lain, BTN menjadi ujung tombak visi pemerintah untuk penyediaan hunian bagi masyarakat Indonesia dengan fokus pada segmen kredit pemilikan rumah atau KPR.
Pada 2023 lalu, kinerja keempat bank ini kompak menghijau, bahkan mencapai rekor kinerja sepanjang masa. Dengan kata lain, situasi berat pandami sudah sepenuhnya lewat dan bank-bank ini sudah mampu melampaui kinerja sebelum pandemi.
5. Laju Lambat Penjualan Mobil Awal 2024 Tertahan Efek Pemilu
Penjualan mobil secara domestik mengalami penurunan pada awal 2024 sejalan dengan sikap masyarakat yang cenderung menahan pembelian. Pemilihan umum (pemilu) membuat pelanggan kerap menjadi wait and see.
Berkaca pada data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil domestik secara wholesales pada Januari 2024 mencapai 69.619 unit, atau turun 26,1% dibandingkan dengan Januari 2023 yang mencapai 94.270 unit.
Tidak jauh berbeda, penjualan mobil secara retail pada bulan pertama tahun ini juga terbilang lesu dengan realisasi mencapai 78.214 unit, turun 13,9% dibandingkan dengan Januari 2023 sebanyak 90.892 unit.
Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, penjualan secara wholesales sejumlah pabrikan mengalami penurunan secara tahunan pada Januari 2024. Toyota yang memimpin pangsa pasar mobil domestik juga nyatanya mengalami penurunan penjualan pada awal tahun ini.
Penjualan Toyota pada Januari 2024 mencapai 20.988 unit secara wholesales, turun dibandingkan dengan Januari 2023 yang mencapai 28.970 unit .
Entitas PT Astra International Tbk. (ASII) lainnya yang mengalami penurunan adalah Daihatsu dengan penjualan secara wholesales sebanyak 14.363 unit pada Januari 2024, turun 21,05% dari capaian Januari 2023 sebanyak 18.194 unit.