Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

McDonalds Pilih Ekspansi Bisnis di China, Terdampak Boikot Produk Pro Israel?

McDonald's akan mempertahankan ekspansi besarnya di China, meskipun diboikot konsumen gara-gara pro Israel.
Logo perusahaan jaringan restoran cepat saji McDonalds Corp terpampang di kota Pekan, Malaysia, 4 Mei 2013./Reuters
Logo perusahaan jaringan restoran cepat saji McDonalds Corp terpampang di kota Pekan, Malaysia, 4 Mei 2013./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - McDonald's akan mempertahankan ekspansi besarnya di China, meskipun sentimen konsumen melemah. Bisnis McDonald's menjadi sorotan lantaran perusahaan makanan siap saji tersebut diduga pro Israel

Seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (6/2) perusahaan berupaya untuk membuka 1.000 restoran di China pada 2024, dan menyamai laju pembukaan toko baru pada 2023 di Chicago yang mencatatkan rekor. 

Chief Financial Officer Ian Borden mengatakan bahwa jumlah tersebut mencakup hampir dua pertiga dari rencana pembukaan restoran baru McDonald's di seluruh pasar di luar Amerika Serikat (AS).

“Kami pikir akan ada peluang bagi kami untuk terus membangun pengembangan dan penetrasi pasar tersebut ke banyak tempat di mana kami belum memiliki kehadiran McDonald's,” jelas Chief Executive Officer Chris Kempczinski.

Lanjutnya, ia mengatakan bahwa aspirasi pembangunan sudah berada di jalur yang tepat, dan pihaknya berharap dapat melakukan hal serupa pada 2024 dari sudut pandang tersebut.

Perusahaan juga menegaskan kembali tujuannya untuk memiliki lebih dari 10.000 restoran pada akhir 2028. 

Untuk diketahui, McDonald's hanyalah salah satu jaringan global yang ingin memperluas pangsa pasarnya di kota-kota yang kurang dikenal di China.

Persaingan kemudian menjadi lebih ketat karena krisis ekonomi yang menyebabkan konsumen di seluruh negeri memperketat belanja mereka. Hal ini membuat makanan murah seperti cepat saji menjadi lebih menarik. 

Adapun, menurut laporan People's Daily milik negara pada Desember 2023, pada sembilan bulan pertama tahun lalu, sekitar 60% pembukaan baru restoran KFC di China berkolasi di kota-kota kelas bawah.

Para eksekutif McDonald's mengatakan mereka melihat penjualan di pasar China semakin bergantung pada kampanye promosi. Kempczinski juga menuturkan bahwa perusahaannya akan melakukan apa yang perlu dilakukan untuk mempertahankan daya saingnya di pasar. 

Merek-merek konsumen di China juga telah memberikan diskon dan promosi yang cukup besar pada tahun lalu. Perang harga terjadi ketika saling bersaing untuk memikat pembeli.

Berdasarkan catatan Bisnis, McDonald's baru-baru ini juga melaporkan penurunan penjualan kuartal pertama dalam hampir empat tahun terakhir. Penjualan di bisnis internasional juga anjlok akibat aksi boikot konsumen di tengah serangan Israel ke Palestina.  

Perusahaan mengatakan bahwa serangan Israel ke Gaza sejak empat bulan lalu memberikan dampak signifikan terhadap kinerja di beberapa pasar luar negeri pada kuartal IV/2023.

"Selama perang ini masih berlangsung... kami tidak berharap untuk melihat peningkatan yang signifikan (di pasar-pasar ini),” ungkap Kempczinski.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper