Bisnis.com, JAKARTA - Laporan Global Focus Economic Outlook 2024 yang diterbitkan oleh Standard Chartered menunjukkan bahwa Indonesia cukup tangguh dalam menghadapi gejolak perekonomian global.
Vice Chairman Asean & President Commissioner Indonesia Standard Chartered Rino Donosepoetro mengatakan kondisi tersebut dengan melihat tren kondisi ekonomi Indonesia pada tahun ini. Standard Chartered memperkirakan pertumbuhan Produk Domestik Bruto atau PDB sebesar 5,2% pada 2024, atau naik sedikit dari besaran 5,1% pada tahun sebelumnya.
"Lebih lanjut, hasil laporan Standard Chartered yang menunjukkan bahwa konsumsi swasta yang lebih tinggi serta pertumbuhan investasi yang masih relatif kuat dapat mengimbangi permintaan eksternal yang lebih lemah pada 2024," ujarnya melalui keterangan resmi, Sabtu (3/2/2024).
Selain itu, lanjutnya, belanja terkait pemilu dan consumer spending terkait berbagai hari besar diperkirakan akan turut memberikan dampak positif secara sementara bagi perekonomian sepajang semester I/2024, sebelum adanya normalisasi pada semester II/2024.
Sementara itu, Aldian Taloputra, Senior Economist Standard Chartered Bank Indonesia menjelaskan bahwa Standard Chartered mempertahankan perkiraan inflasi rata-rata Indonesia selama 2024 sebesar 2,9% secara year on year, atau lebih tinggi dari perkiraan inflasi bulan Oktober 2023 sebesar 2,6%.
Standard Chartered juga memperkirakan kondisi sticky inflation pada semester I/2024 yang akan menjaga inflasi umum tetap tinggi, mendekati batas atas kisaran target Bank Indonesia (BI) sebesar 1,5%-3,5%, sebelum turun menjelang akhir 2024.
Baca Juga
Terkait kebijakan moneter, Standard Chartered mempertahankan pandangannya bahwa BI akan menurunkan BI Rate sebesar 50 bps pada paruh kedua tahun 2024, meskipun pemotongan lebih awal juga dapat terjadi jika perekonomian AS yang tengah melemah berhasil mendorong penurunan suku bunga The Fed lebih awal.
Stabilitas rupiah akan tetap menjadi tujuan kebijakan moneter utama bagi BI sepanjang tahun 2024, mengingat tingkat suku bunga AS yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama dan lingkungan makro dalam negeri yang relatif stabil.
“BI kemungkinan akan memperkuat langkah moneternya dan menyempurnakan instrumen miliknya untuk memberikan opsi penempatan yang menarik bagi investor asing,” imbuhnya.
Sementara itu, Standard Chartered menurunkan perkiraan defisit fiskal tahun 2024 menjadi 2,3% dari PDB dari sebelumnya 2,5%, dikarenakan harga komoditas yang lebih stabil dan belanja yang terkendali.
Aldian turut menjelaskan bahwa Standard Chartered akan mempertahankan perkiraan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada akhir 2024 di angka Rp15.000.
“Kami cukup optimis terhadap rupiah dalam jangka menengah mengingat adanya perbaikan struktural pada fundamental makro ekonomi Indonesia,” ujarnya.
Dengan kondisi saat ini, yakni sebagian besar masyarakat Indonesia tengah fokus pada Pemilu 2024 yang sebentar lagi akan digelar, Standard Chartered optimistis bahwa perekonomian Indonesia akan terus berkembang di bawah administrasi pemerintahan yang baru.