Bisnis.com, JAKARTA – Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) buka suara terkait keputusan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter untuk mengimpor tiga rangkaian kereta (trainset) dari China yang lebih mahal dibandingkan dengan buatan Jepang.
Ketua Forum Transportasi Perkeretaapian dan Angkutan Antarkota MTI Pusat Aditya Dwi Laksana mengatakan, impor KRL yang dilakukan KAI Commuter dilakukan dengan mempertimbangkan sejumlah faktor, di antaranya kualitas produk, kesesuaian dengan iklim tropis, dan kecepatan ketersediaan produk.
Terkait ketersediaan produk, Aditya menyebut hal ini menjadi pertimbangan utama. Hal tersebut mengingat KAI Commuter sudah sangat memerlukan tambahan dan peremajaan sarana secara cepat, sehingga China kemungkinan terpilih karena China memenuhi kriteria-kriteria tersebut.
Dia menuturkan, dengan harga yang lebih mahal dibandingkan dengan KRL buatan Jepang, Aditya mengatakan KAI Commuter harus memastikan rangkaian kereta dari China ini harus memiliki keunggulan kompetitif.
“Karena selama ini KAI Commuter sudah familiar dengan produk Jepang dan juga dengan harga yang relatif lebih murah, maka harus ada keunggulan kompetitif produk China dibandingkan dengan Jepang, misalnya masa garansi, alih teknologi, dan lainnya,” jelas Aditya saat dihubungi, Jumat (2/2/2024).
Aditya melanjutkan, perbedaan sarana kereta juga dinilai tidak akan mempengaruhi layanan KRL Jabodetabek ke depannya. Dia menuturkan, KAI Commuter sudah pernah mengoperasikan beragam jenis KRL pada lintasan Jabodetabek, beberapa diantaranya secara bersamaan.
Baca Juga
Dia mencontohkan, KAI Commuter pernah mengoperasikan KRL seri Holec buatan Belgia dan KRL buatan PT Industri Kereta Api (Persero) atau Inka.
“Saya kira tidak akan berpengaruh ke operasional, ke depannya juga akan ada KRL buatan Inka lagi. KRL China ini hanya 3 trainset untuk transisi penambahan sarana saja sambil menunggu KRL produk Inka tersebut,” pungkasnya.
Sebelumnya PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter resmi akan mengimpor tiga rangkaian kereta baru dari pabrikan asal China, CRRC Sifang Co. Ltd. Adapun, harga KRL dari Jepang yang sebelumnya disebutkan dalam proposal JR East jauh lebih murah.
Direktur Utama KAI Commuter Asdo Artriviyanto menyampaikan, pihaknya membeli tiga rangkaian KRL baru dengan tipe KCI-SFC120-V. Asdo menuturkan, dana yang dikeluarkan untuk impor ketiga trainset ini adalah sebesar Rp783 miliar.
Harga trainset buatan China tersebut lebih mahal dibandingkan dengan rangkaian kereta buatan Jepang yang juga sempat dipertimbangkan oleh KAI.
Berdasarkan catatan Bisnis.com pada 19 September 2023, Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Usaha PT KAI John Robertho kala itu menyebut, berdasarkan proposal harga yang diberikan oleh JR East tertanggal 30 Juni 2023, satu trainset yang terdiri atas 12 gerbong dibanderol sekitar Rp225,6 miliar.
“Sehingga, untuk impor 3 trainset baru dari Jepang ini kami membutuhkan Rp676,8 miliar,” jelas John kala itu.