Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim biaya bunga proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya bakal lebih rendah dari proyek kereta cepat Jakarta-Bandung WHOOSH.
“Kita bicara soal bunganya, kita berangkat dari pengalaman Jakarta - Bandung, pasti kita lebih murah," ujar Luhut di Kantornya, Jumat (26/1/2024).
Luhut mengatakan, untuk proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya, pemerintah telah mempunya kiat-kita khusus yang berasal dari pengalaman saat membangun proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Misalnya persoalan yang menyangkut pembebasan tanah dan pembangunan terowongan memakan biaya lebih besar.
"Dulu masalah tanah, sekarang kita sudah tau nih kiat-kiatnya. Terowongan seminimum mungkin bikin terowongan misalnya," jelas Luhut.
Adapun saat ini, kata Luhut, studi kelayakanan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya tengah berlangsung. Namun, Luhut belum bisa memastikan berapa besar investasi yang dibutuhkan untuk proyek tersebut.
Baca Juga
"Nilai investasi belum tahu," ucapnya.
Berdasarkan catatan Bisnis, Kamis (25/1/2024), Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi menuturkan pihaknya tengah membahas perpanjangan proyek kereta cepat dengan pihak-pihak terkait seperti Kementerian Perhubungan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, dan lainnya.
Dia mengatakan, untuk tahap awal perpanjangan kereta cepat, pemerintah rencananya akan membangun jalur hingga ke Yogyakarta terlebih dahulu.
"Ada kemungkinan jalurnya dibangun sampai Yogyakarta dulu. Kalau sampai Surabaya langsung mungkin masalahnya di waktu dan biaya," kata Dwiyana di Kompleks Parlemen, Jakarta pada Kamis (25/1/2024).
Adapun, Dwiyana enggan memperinci daerah mana saja yang akan dilintasi trase atau jalur kereta cepat Surabaya. Dia mengatakan, hal itu dilakukan untuk mengantisipasi tindakan para spekulan yang akan menaikkan harga tanah.
Dwiyana melanjutkan, KCIC akan memastikan studi yang dilakukan sebelum pengerjaan fisik proyek dimulai akan dilakukan dengan optimal. Hal tersebut mencakup penentuan jalur, studi kelayakan (feasibility study) dan lainnya
“Kita punya banyak pengalaman dari Kereta Cepat Jakarta Bandung. Harusnya hasilnya akan lebih baik untuk perpanjangan jalur ke Yogyakarta dan Surabaya," ujarnya.