Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Australia melihat potensi kerja sama dengan Indonesia atas performa, ketika melakukan kunjungan ke Jakarta.
Hal tersebut diungkapkan oleh Asisten Menteri Perdagangan dan Manufaktur Australia, Tim Ayres kepada Bisnis, kunjungan tersebut juga dilakukan untuk memperkokoh komitmennya dalam perdagangan dan investasi dengan Indonesia, yang dinilai sebagai salah satu negara tetangga terdekatnya.
“Indonesia adalah negara demokrasi terbesar di dunia, dengan potensi pertumbuhan ekonomi yang sangat besar, dan memiliki peran yang kuat di kawasan Asia Tenggara,” jelas Ayres di kediaman Duta Besar Australia di Jakarta, Kamis (25/1/2024).
Ayres mengatakan bahwa kunjungannya ke Indonesia adalah untuk mendengarkan pemerintah Indonesia mengenai apa saja yang telah menjadi prioritas mereka.
Diketahui, selama di Tanah Air, Ayres akan bertemu dengan berbagai pihak dari Indonesia, seperti Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Mansury, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga dan Indonesia Investment Authority (INA).
Pihaknya menjelaskan bahwa Indonesia dan Australia telah membuat kemajuan dalam nota kesepahaman dalam kerja sama tentang kendaraan listrik dan baterai. Adapun, tugas dari kedua pemerintah adalah mendiversifikasi, memperkuat rantai pasokan dan proses produksi.
Baca Juga
Dia juga mengatakan bahwa tugas tersebut dilakukan agar ekonomi kedua negara dapat tumbuh lebih cepat dan lebih tangguh.
“Dan saya pikir kita memiliki serangkaian tujuan bersama di sana yang jauh lebih kuat jika kita bekerja sama untuk itu,” jelasnya.
Potensi dan Tawaran Lain dari Australia
Selain mengenai EV, Ayres juga menyorot beberapa hal yang ditawarkan dari Australia ke Indonesia.
Ayres mengatakan bahwa negaranya dapat menyumbangkan keahlian dan kemampuannya terutama dalam energi terbarukan, pertanian, pertambangan, dan negaranya yang memiliki catatan investasi yang kuat di Indonesia di bidang pendidikan tinggi dan kesehatan.
“Jadi di bidang-bidang tersebut, kami dapat bekerja sama dengan Indonesia untuk meningkatkan investasi,” tutur Ayres.
Kemudian, Ayres menerangkan bahwa modal investasi di Australia yang mencari peluang investasi juga dinilai sangat kuat.
Ia ingin memastikan bahwa pihaknya melibatkan kemampuan investasi Australia, terutama di sektor pensiun dan superannuationnya, dengan peluang-peluang yang ada di Indonesia untuk pembangunan dan infrastruktur.
“Ada banyak sekali aspek lain dari hubungan ini. Namun jika saya diminta untuk menyoroti dua hal teratas, saya pikir itulah peluang nyata untuk kemajuan,” ungkapnya.