Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Update Kerja Sama Indonesia dan Australia Terkait Ekosistem EV

Pejabat Australia mengatakan bahwa kerjasama ekosistem EV dengan Indonesia adalah tujuan jangka panjang.
Asisten Menteri Perdagangan dan Manufaktur Australia Tim Ayres ketika ditemui di Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Kamis (25/1/2024)./Bisnis-Jessica Gabriela Soehandoko
Asisten Menteri Perdagangan dan Manufaktur Australia Tim Ayres ketika ditemui di Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Kamis (25/1/2024)./Bisnis-Jessica Gabriela Soehandoko

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia dan Australia telah memasuki tahapan berikutnya dalam kerja sama ekosistem kendaraan (EV) dengan menandatangani nota kesepahaman sebagai tidak lanjut komitmen dari para pemimpin kedua negara, sejak November lalu. 

Asisten Menteri Perdagangan dan Manufaktur Australia, Tim Ayres, mengatakan bahwa Australia sangat senang bahwa nota kesepahaman (MoU) telah ditandatangani dan negaranya akan terus bekerja secepat mungkin. 

Kemudian mengenai langkah-langkah konkrit yang memperkuat kerja sama, ia mengatakan bahwa penting untuk melihat peningkatan industri semacam hal ini membutuhkan waktu. 

“Ini adalah tujuan jangka panjang yang telah ditetapkan pemerintah di Indonesia untuk menumbuhkan sektor ini bagi perekonomian Indonesia,” jelasnya kepada Bisnis di kediaman Duta Besar Australia di Jakarta, Kamis (25/1). 

Berikutnya, dari sisi Australia, Negeri Kangguru tersebut juga memiliki ambisi sendiri untuk memperkuat keterlibatannya dalam rantai pasokan global. Elemen lain dari hal ini, yang dinilai penting bagi perekonomian Australia dan Indonesia adalah diversifikasi. 

“[Diversifikasi] untuk memastikan bahwa semua telur kita tidak berada dalam satu keranjang. Kemudian kita membangun ketahanan kita dengan mendiversifikasi rantai pasokan kita,” pungkasnya.

Ayres berpendapat bahwa kedua negara sedang bekerja keras mengenai hal tersebut. Jika Australia dan Indonesia dapat menggunakan MoU sebagai sarana untuk bekerja sama dalam isu-isu tersebut, ia menilai bahwa hal ini akan sangat membantu. 

Berdasarkan catatan Bisnis, berdasarkan pengaturan mekanisme tersebut di dalam MoU, kedua negara bekerja sama dalam memetakan rantai pasokan kendaraan listrik, melakukan studi ilmiah dan penelitian bersama, serta membina hubungan bisnis-ke-bisnis yang baru.

“Mekanisme ini juga membuka jalan untuk memanfaatkan studi ilmiah dan penelitian bersama, termasuk seputar pemrosesan mineral penting dan pengembangan baterai, serta memfasilitasi kemitraan antar bisnis di kedua negara,” jelas Menteri Industri dan Ilmu Pengetahuan Australia Ed Husic pada Kamis (23/11/2023).

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Ad Interim Erick Thohir juga menuturkan bahwa dengan nota kesepahaman tersebut, mungkin dalam satu bulan kedepan dapat memiliki roadmap  yang dapat diimplementasikan antara kedua negara.

“Sehingga, ini bukan hanya seremonial, tetapi sesuatu yang real untuk kemajuan persahabatan kedua negara,” jelas Erick. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper