Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak negara-negara Barat untuk meningkatkan tekanan sanksi terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin dan meningkatkan dukungan untuk negaranya.
Melansir Reuters, Rabu (17/1/2024), dalam pidato di pertemuan tahunan World Economic Forum di Davos, Zelensky mengatakan keraguan negara Barat dalam mendukung Kyiv dan kekhawatiran akan eskalasi perang dengan Rusia telah memakan waktu dan mengorbankan banyak nyawa, dan dapat memperpanjang pertempuran selama bertahun-tahun.
Dengan dukungan Barat yang dulu sangat kuat pada masa perang untuk Kyiv sekarang goyah di tengah pertikaian politik di Washington dan Brussels, Zelenskiy mengatakan bahwa orang Eropa perlu memahami bahwa rencana Putin melampaui perang di Ukraina.
"Faktanya, Putin mewujudkan perang ... Dia tidak akan berubah ... Kita harus berubah. Kita semua harus berubah agar kegilaan yang ada di kepala orang ini atau kepala agresor lainnya tidak menang," kata Zelenskiy.
Hampir dua tahun setelah Rusia meluncurkan invasi skala penuhnya, Zelenskiy mengatakan bahwa ia sangat menentang penghentian konflik di sepanjang garis yang ada saat ini.
"Putin adalah predator yang tidak puas dengan produk yang dibekukan," katanya.
Baca Juga
Ia mengatakan bahwa sanksi-sanksi terhadap Rusia harus ditegakkan dengan benar dan bahwa kurangnya sanksi terhadap sektor nuklir Rusia merupakan gambaran kelemahan Barat.
"Tentu saja, saya berterima kasih atas setiap sanksi (kepada Rusia)... Terima kasih. Namun, membawa perdamaian lebih dekat akan menjadi hadiah bagi semua pihak yang peduli untuk memastikan bahwa sanksi-sanksi itu bekerja 100%," katanya.
Para pemimpin Uni Eropa dan NATO menggemakan keprihatinan Zelenskiy dengan mengatakan bahwa Barat tidak bisa berhenti memasok Ukraina dengan senjata dan uang jika mereka ingin Kyiv menang.
Kepala Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan Ukraina membutuhkan pembiayaan yang dapat diprediksi sepanjang tahun 2024 dan seterusnya.
Mereka membutuhkan pasokan senjata yang cukup dan berkelanjutan untuk mempertahankan Ukraina dan mendapatkan kembali wilayahnya yang sah," ungkap Ursula.