Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anies: 68% Rumah Tangga Kesulitan Akses Rumah Sakit

Capres Anies Baswedan mengatakan 68% rumah tangga kesulitan mengakses rumah sakit. Kok bisa?
Capres Nomor Urut 1 Anies Baswedan dalam Dialog Capres Bersama Kadin: Menuju Indonesia Emas 2045 pada Kamis (11/1/2024). Dok Youtube Kadin Indonesia.
Capres Nomor Urut 1 Anies Baswedan dalam Dialog Capres Bersama Kadin: Menuju Indonesia Emas 2045 pada Kamis (11/1/2024). Dok Youtube Kadin Indonesia.

Bisnis.com, JAKARTA - Calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan menyebut, ketimpangan dan ketidakadilan di sektor kesehatan masih terjadi di Indonesia.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengungkapkan, sebanyak 68% rumah tangga di luar Pulau Jawa dan Sumatra merasa kesulitan mengakses rumah sakit.

“Ketika sampai kepada bidang kesehatan, kita akan lihat 64% dokter dan 74% rumah sakit itu berada di Pulau Jawa dan Sumatra,” kata Anies dalam Dialog Nasional Pembangunan Kesehatan Indonesia di Hotel Bidakara, Selasa (16/1/2024).

Potret ketimpangan juga terlihat pada indeks pembangunan manusia (IPM) antara kawasan Indonesia Barat dan Timur.

Anies mengungkapkan bahwa skor IPM di kawasan Indonesia Timur masih jauh dibandingkan kawasan Indonesia Barat.

Sebagai informasi, IPM merupakan indeks yang digunakan untuk mengukur capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup. 

Dalam paparannya, tercatat skor IPM di kawasan Jawa dan Sumatra sebesar 74,19 pada 2022 sedangkan pada 2013 sebesar 69,83. Sementara, skor di kawasan Kalimantan, Bali dan Nusra, Sulawesi, serta Maluku dan Papua sebesar 69,47 pada 2022 dan 64,81 pada 2013.

“Jadi bukan selisih poin yang diperhatikan, tapi selisih 10 tahun meraih 5 poin itu,” ujarnya.

Melihat fakta tersebut, Anies menyebut bahwa ketimpangan dan ketidakadilan di antara kawasan tidak boleh dibiarkan dan perlu dikoreksi. 

Beberapa perubahan dan pergerseran yang bakal dilakukan Anies jika terpilih sebagai Presiden RI diantaranya mengubah fokus kesehatan menjadi kesehatan promotif, preventif, dan kuratif, dan mengubah kebijakan yang cenderung top down menjadi pendekatan yang kolaboratif dan suasana gotong royong.

Kemudian, memprioritaskan kesejahteraan tenaga kesehatan, hingga menerapkan pendekatan health in all policies.

“Sudah saatnya untuk mengedepankan kesejahteraan para tenaga kerja di bidang kesehatan dan harus dikerjakan secara beriringan di lintas provinsi bidang kesehatan,” pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper