Bisnis.com, JAKARTA - Dewan Bisnis Papua Nugini menyerukan kepada Pemerintah untuk melindungi dunia usaha, utamanya untuk menerapkan langkah-langkah keamanan dan hukuman yang lebih keras.
Hal ini diungkapkan oleh Presiden Dewan Bisnis Papua Nugini (BCPNG) Susil Nelson-Kongoi menimbang pengusaha di Port Moresby kehilangan jutaan kina dalam satu hari.
“Semua bisnis yang diserang kemarin adalah bisnis Papua Nugini yang dikembangkan di dalam negeri, mempekerjakan warga Papua Nugini dan satu orang yang dipekerjakan mempunyai efek riak memberi makan sepuluh orang,” jelasnya, dikutip dari Loop, Jumat (12/1).
Adapun, ia mengatakan bahwa sektor swasta dan dunia usaha membayar dan mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk beroperasi di negara ini.
Untuk itu, seruan terhadap pemerintah untuk meminta langkah keamanan dan pemberian hukuman untuk melindungi pengecer dari kerugian dan kerusakan.
“Bisnis yang terkena dampak kemarin (10/1) tidak hanya berdampak pada pemiliknya, namun juga setiap orang yang bekerja dan juga akan membebani pendapatan pemerintah,” terangnya.
Baca Juga
Lanjutnya, ia juga mengatakan bahwa Papua Nugini sudah menjadi tujuan investasi yang sulit dan membutuhkan sektor ritel swasta untuk melaksanakan bisnis di sini.
Pemilik toko ritel di Distrik Ibu Kota Nasional negara tersebut (NCD) menyatakan keprihatinannya bahwa para pengecer makanan dan pakaian menanggung beban pembatasan devisa agar semuanya tetap berjalan.
“Perusahaan seperti City Pharmacy Limited, Brian Bell dan lainnya tetap bertahan melalui jalur kredit dan kepercayaan pemasok namun telah kehilangan beberapa mitra pemasok karena beban negara,” jelasnya.
Ia kemudian mengatakan bahwa semua penjarahan tersebut akan berdampak pada sektor bisnis.
Untuk diketahui, BCPNG telah menjadi badan tertinggi yang mewakili sektor swasta di Papua Nugini, di semua sektor. BCPNG juga mempromosikan pentingnya dan peran pertumbuhan ekonomi, kebebasan dan usaha.