Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah melalui ID Food bakal menyerap produk unggas dari peternak sebagai upaya mendongkrak harga ayam hidup yang sedang anjlok.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi merespons soal keluhan peternak rakyat atas harga penjualan ayam hidup yang anjlok di bawah harga acuan. Arief menyebut, salah satu upaya untuk menaikkan harga ayam ke level harga acuan adalah menjadikan perusahaan BUMN sektor pangan sebagai offtaker produk peternak rakyat.
Menurut Arief, pemerintah juga telah menyediakan dana pinjaman hingga Rp28,7 triliun bagi BUMN pangan yakni Bulog dan ID Food untuk melakukan penyerapan 12 komoditas cadangan pangan pemerintah (CPP) sepanjang 2024. Adapun telur dan daging ayam termasuk dalam daftar CPP.
"Siapkan dana di BUMN, lalu offtake [produk peternak]," ujar Arief saat dihubungi, Jumat (12/1/2024).
Sementara itu, Direktur Utama ID Food, Frans Marganda Tambunan mengatakan, pihaknya dalam waktu dekat mulai menyalurkan bantuan pangan berupa telur dan daging ayam kepada 1,4 juta keluarga rawan stunting.
Program tersebut akan dilakukan di tujuh provinsi antara lain Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Barat dan Nusa Tenggara Timur. Setiap keluarga penerima bantuan akan mendapatkan 10 butir telur dan 1 kilogram daging ayam.
Baca Juga
Frans mengaku, pengadaan telur dan daging ayam untuk program tersebut berasal dari peternak mandiri yang menjadi mitra ID Food yang mencapai sekitar 8.500 peternak.
"Untuk 2024 ini program tersebut akan dimulai di akhir Januari ini," ungkap Frans saat dihubungi.
Sebelumnya, Ketua Komunitas Peternak Unggas Nasional (KPUN), Alvino Antonio menyebut harga jual ayam hidup di tingkat peternak saat ini berada di level Rp16.000 - Rp17.000 per kilogram. Padahal, rata-rata biaya produksi sudah mencapai Rp20.500 - Rp21.500 per kilogram.
"Input harga pakan juga mengalami kenaikan," ujar Alvino dalam keterangannya, dikutip Jumat (12/1/2024).
Para peternak menyalahkan kebijakan pemerintah yang telah mengizinkan perusahaan integrator menjual hasil produksinya ke pasar tradisional dan konsumen rumah tangga secara langsung. Hal itu, kata Alvino, telah menggerus pangsa pasar peternak rakyat.
Oleh karena itu, para peternak mendesak pemerintah untuk mengembalikan budidaya ayam broiler 100% ke peternak rakyat dan peternak mandiri. Selain itu, peternak berharap penjualan ayam hidup bisa dilakukan dengan harga sesuai yang diatur dalam Peraturan Badan Pangan Nasional No. 5/2022.
Adapun dalam beleid tersebut, pemerintah menetapkan harga acuan penjualan (HAP) daging ayam ras di peternak sebesar Rp21.000 - Rp23.000 per kilogram. Padahal, menyitir data panel harga pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata harga daging ayam ras di tingkat konsumen secara nasional hari ini berada di level Rp37.220 per kilogram.
"Pemerintah diminta menegakkan dan memerintahkan para offtaker ayam hidup di kandang sesuai HAP dalam peraturan yang ada," kata Alvino.