Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konflik Israel-Palestina Bikin Stok Kedelai RI Seret di Awal Tahun

Perum Bulog menyebut konflik Israel dan Palestina berdampak terhadap stok kedelai RI yang seret di awal tahun.
Pekerja menyelesaikan pembuatan tahu di Jakarta, Senin (16/1/2023). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pekerja menyelesaikan pembuatan tahu di Jakarta, Senin (16/1/2023). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Perum Bulog blak-blakan soal stok kedelai yang kerap minim di awal tahun. Kendala transportasi hingga konflik Israel dan Palestina menjadi alasan.

Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi membeberkan bahwa adanya kabar mendangkalnya terusan Suez telah berdampak penugasan impor kedelai mereka. Selain itu adanya konflik di Timur Tengah antara Israel dan Palestina menurutnya juga telah mengganggu ketersedian kapal dan kontainer untuk impor kedelai.

Kedua faktor tersebut dianggap menjadi hambatan bagi Bulog untuk mengimpor kedelai dari produsen yaitu Amerika Serikat dan negara-negara di Amerika Latin.

"Adanya pendangkalan terusan Suez dan konflik Timur Tengah buat kapal muter sampai Tanjung Harapan [di Afrika], artinya memang ada tiga minggu tambahan waktu dan ini dirasakan oleh [impor] kedelai," ujar Bayu di Kantor Pusat Perum Bulog, Kamis (11/1/2024).

Kendati begitu, dia mengklaim bahwa sebagian kedelai impor yang sebelumnya dipesan telah masuk ke Indonesia melalui pelabuhan di Jawa Timur dan Banten. Menurutnya, untuk mengimpor kedelai hingga tiba di Indonesia diperlukan waktu sekitar 1-1,5 bulan.

Dia pun telah meyakinkan perajin tahu dan tempe di bawah naungan Gabungan Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) bahwa pasokan kedelai nantinya akan berjalan lebih lancar.

"Mungkin ke depan mudah-mudahan Bulog bisa membuat cara atau sistem agar hal seperti ini tidak terulang lagi. Tapi kalau masalah transportasi global kayak terusan Suez yang mendangkal itu ya kita enggak bisa," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi menyebut penugasan impor kedelai kepada Bulog tahun ini ditetapkan sebanyak 120.000 ton. Menurutnya, penugasan pengelolaan stok dan pasokan kedelai pemerintah kepada Bulog sudah diberikan sejak tahun-tahun sebelumnya.

"Terserah [dari mana], pokoknya tahun ini dia Bulog harus kelola 120.000 ton [kedelai]," kata Arief.

Menyitir Data Panel Harga Pangan, Bapanas, rata-rata harga kedelai impor secara nasional hari ini berada di level Rp13.430 per kilogram atau naik 0,15% dari harga kemarin. Padahal dalam Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) No.11/2022, pemerintah menetapkan harga acuan kedelai impor sebesar Rp12.000 per kilogram. Artinya harga kedelai impor saat ini telah naik 11,91% dari harga acuan yang ditetapkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Rachmawati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper