Bisnis.com, JAKARTA - PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) melalui KalGen DNA mengalihkan fungsi mesin polymerase chain reaction atau PCR menjadi tes diagnostik tuberkulosis atau TBC Indigen untuk mengatasi penyakit TBC dalam negeri.
Adapun, Indigen ini adalah reagen kit untuk pengujian atau tes diagnostik TBC dengan metode PCR. Sebagaimana diketahui, PCR sebelumnya digunakan untuk tes Covid-19 dan telah tersebar luas di Indonesia.
Direktur KalGen DNA Retno Ambarwati mengatakan, tes diagnostik TBC Indigen ini merupakan open system pertama di Indonesia. Pihaknya menyiapkan pilot project Indigen untuk dimanfaatkan pada penemuan kasus aktif TBC di 12 kabupaten/kota di 7 Provinsi.
"Dengan ketersediaan tenaga ahli untuk mengoperasikan PCR, Indigen dapat diimplementasikan dengan mudah untuk memperluas jangkauan tes skrining TBC," kata Retno dalam keterangan resminya, dikutip Senin (8/1/2023).
Pemanfaatan infrastruktur eks-Covid akan terus ditingkatkan untuk kapasitas testing TBC ke depannya. Lewat pilot project yang disiapkan, Retno berharap dapat mempercepat kesiapan laboratorium rujukan dalam proses implementasi program testing TBC.
Terlebih, jika merujuk pada situs resmi Kementerian Kesehatan, pemerintah pada tahun 2024 menargetkan 90% dari 824.000 kasus TBC di Indonesia dapat dideteksi.
Baca Juga
Menurut Global TB Report 2021, diperkirakan ada 824.000 kasus TBC di Indonesia. Namun, pasien TBC yang berhasil ditemukan, diobati, dan dilaporkan ke dalam sistem informasi nasional hanya 393.323 (48%).
Sementara sisanya, yaitu sekitar 52% kasus TBC belum ditemukan atau sudah ditemukan, tetapi belum dilaporkan.
Untuk itu, Corporate External Communication PT Kalbe Farma Tbk Hari Nugroho menambahkan bahwa inovasi tes diagnostik TB Indigen merupakan salah satu langkah KLBF untuk mendukung target pemerintah mengatasi penyakit TBC.
"Kalbe berkomitmen mendukung pemerintah dalam memperbaiki layanan kesehatan di Indonesia, seperti inovasi dan penelitian alat kesehatan dalam negeri, obat bioteknologi, obat generik, termasuk nutrisi bagi pengentasan stunting di Indonesia," ujar Hari.
Dia menjelaskan bahwa reagen kit Indigen telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan RI, serta memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN+BMP) sebesar 40,82%.
Produk ini tersedia dalam kemasan siap pakai yang dilengkapi dengan reagen kit untuk proses ekstraksi DNA sehingga sampel pasien siap untuk dilakukan uji molekuler dengan PCR.
Adapun, Indigen telah mendapat pengakuan dari Kemenkes yang dapat mendeteksi beberapa target gen TBC sekaligus, yaitu bakteri Mycobcterium tuberculosis (MTB), nontuberculous mycobacteria (NTM), maupun resistensi obat Isoniaziddan Rifampicin.
"Dengan deteksi bakteri maupun resistensi obat sekaligus, Indigen memungkinkan pasien mendapatkan penanganan yang sesuai sehingga hasil pengobatan lebih optimal," pungkasnya.