Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menjaring investor baru untuk mengelola Blok Andaman III yang dikembalikan ke negara pada pertengahan tahun lalu oleh mantan operator, Repsol Andaman B.V.
“Ini kan mau dilepas, nanti ada calon investor baru,” kata Menteri ESDM Arifin Tasrif saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (5/1/2024).
Di sisi lain, Arifin mengatakan, kementeriannya belakangan tengah mendorong penyelesaian pipa transmisi gas ruas Dumai-Sei Mangke untuk mengantisipasi potensi pasokan gas berlebih dari sejumlah blok di Laut Andaman. Arifin menargetkan proyek pipa gas itu bisa rampung pada 2027 mendatang.
“Jadi nanti kalau ada gas [dari Andaman], gas itu selain untuk pupuk dan petrokimia di Lhokseumawe, kita tarik juga ke bawah,” kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Repsol Andaman B.V mengembalikan kontrak pengelolaan Blok Andaman III kepada negara setelah tidak memperpanjang tambahan waktu eksplorasi (TWE) yang berakhir pada Juni 2023 lalu.
Selepas mundur dari Blok Andaman III itu, Repsol bakal berfokus untuk pengembangan lebih lanjut portofolio lain mereka di Blok Sakakemang, Banyuasin, Sumatra Selatan.
Baca Juga
“Setelah selesai melakukan semua komitmen dan pengeborannya belum berhasil, maka Repsol tidak memperpanjang lagi TWE eksplorasi. Artinya, Repsol mengembalikan lagi ke negara,” kata Stakeholders Relations Manager Repsol Indonesia Amir Faisal Jindan kepada Bisnis, Senin (17/7/2023).
Faisal mengatakan, keputusan itu diambil setelah tajak atau pemboran perdana laut dalam pada Sumur Rencong-1X akhir 2022 lalu tidak mengidentifikasi adanya cadangan minyak dan gas (migas) atau dry hole.
Sumur eksplorasi lepas pantai itu terletak dengan kedalaman air laut sekitar 1.100 meter dengan mengambil jarak sekitar 42 kilometer dari garis pantai Aceh Utara.
Tajak Sumur Rencong-1X itu menjadi bagian dari komitmen pasti yang turut diselesaikan Repsol di Blok Andaman III tahun lalu setelah kontrak bagi hasil (PSC) pertama kali ditandatangani November 2009. Saat itu, hak pengelolaan blok diberikan kepada Talisman Energy Inc, perusahaan asal Kanada.
Sejak Talisman diambil alih oleh Repsol pada 2015, Talisman Andaman B.V. sebagai bagian dari Grup Repsol telah menyelesaikan beberapa pemenuhan komitmen pasti, yaitu seismik lepas pantai seluas 3.385 kilometer persegi (km2).
Kegiatan ini merupakan akuisisi seismik lepas pantai terluas di Indonesia pada 2017 dengan menggunakan kontraktor lokal, yaitu PT Elnusa Tbk.