Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan komponen harga bergejolak atau volatile food, yakni bahan pangan, memberikan andil terbesar untuk inflasi tahunan Desember 2023.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar menyampaikan bahwa berdasarkan komponen, harga bergejolak Desember 2023 mengalami inflasi sebesar 6,73% dengan andil sebesar 1,15% terhadap inflasi umum.
“Harga bergejolak masih tinggi 1,15%, komoditas dominan yang memberikan inflasi setahun terakhir, beras, cabai merah, cabai rawit, bawang putih, dan daging ayam ras,” tuturnya dalam konferensi pers Rilis BPS, Selasa (2/1/2024).
Meski masih tinggi, inflasi harga bergejolak ini lebih rendah dari November 2023 yang mencapai 7,59%.
Sementara itu, tekanan inflasi komponen inti terus mengalami penurunan pada periode ini menjadi 1,8% dengan andil sebesar 1,14% terhadap inflasi umum.
Komoditas dari komponen inti yang memberikan andil inflasi pada Desember 2023 diantaranya adalah emas perhiasan, biaya sewa rumah, biaya kontrak rumah, gula pasir, dan upah asisten rumah tangga.
Selain itu, untuk komponen harga diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 1,72% dengan andil 0,32%, lebih rendah di bandingkan Desember 2022.
Untuk komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada komponen ini adalah rokok kretek filter, tarif angkutan udara, dan rokok putih.
Adapun, inflasi tahunan Desember 2023 yang sebesar 2,61% terjadi seiring dengan peningkatan IHK dari 113,59 pada Desember 2022 menjadi 116,56 pada Desember 2023.
Jika dirinci berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan terbesar terjadi di kelompok makanan minuman dan tembakau, yaitu sebesar 6,18% dan andil 1,6% terhadap inflasi umum.
Komoditas yang memberikan inflasi kelompok ini adalah beras andil 0,53%, cabai merah 0,24%, rokok kretek filter 0,17%, cabai rawit andil 0,1%, dan bawang putih memberikan andil 0,08%.