Bisnis.com, JAKARTA - Permohonan awal untuk tunjangan pengangguran Amerika Serikat (AS) naik pada minggu lalu, lebih sedikit dari perkiraan. Namun kenaikan ini masih dekat dengan posisi terendah dalam sejarah.
Mengutip Bloomberg, Jumat (22/12/2023) Departemen Tenaga Kerja melaporkan bahwa klaim pertama kali untuk tunjangan naik 2.000 menjadi 205.000 dalam pekan yang berakhir 16 Desember 2023. Adapun, klaim berulang sedikit berubah pada minggu yang berakhir pada 9 Desember 2023.
Adapun, perkiraan median dalam survei terhadap ekonom memperkirakan bahwa klaim awal sebesar 215.000, lebih tinggi dari laporan resmi.
Meskipun suku bunga yang tinggi, perekonomian tumbuh dalam kecepatan yang moderat pada 2023. Hal ini disebabkan adanya ketahanan pasar tenaga kerja, sehingga membantu mendukung belanja konsumen.
Ekonomi tumbuh dengan laju yang moderat tahun ini karena pasar tenaga kerja yang tangguh membantu mendukung pengeluaran konsumen.
Klaim berulang telah cenderung naik dalam beberapa bulan terakhir, menunjukkan bahwa warga AS yang diberhentikan mengalami kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan baru. Angka terbaru menunjukan klaim berlanjut selama tiga minggu terakhir telah stabil.
Baca Juga
Rata-rata pergerakan empat minggu dari klaim awal, yang membantu memperlancar fluktuasi mingguan dari data mingguan, turun menjadi 212.000, yakni mencatatkan level terendah sejak Oktober 2023.
Data klaim pengangguran dapat membingungkan ketika mendekati akhir tahun karena penjadwalan libur dalam kalender.
Kemudian, data yang tidak disesuaikan dan tidak memperhitungkan perubahan musim, menunjukkan klaim awal turun 9.225 menjadi 239.865. California dan Georgia mencatatkan penurunan terbesar dalam seminggu, dan Ohio mencatatkan kenaikan terbesar.
Dalam laporan terpisah, Produk Domestik Bruto (PDB) AS pada kuartal III/2023 telah tumbuh sebesar 2,9% (year-on-year/yoy), lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sebesar 5,2%, Konsumsi pribadi, yang menyumbang sekitar dua pertiga ekonomi, meningkat pada laju yang direvisi turun sebesar 3,1%.
Data tersebut juga menunjukkan ukuran utama inflasi meningkat sebesar 2% (yoy) pada periode Juli-September 2023, yakni inflasi yang paling lambat sejak akhir tahun 2020.
Hal tersebut memperkuat fokus bank sentral AS atau Federal Reserve terhadap prospek suku bunga yang lebih rendah dalam beberapa kuartal mendatang.