Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, membawa kabar gembira usai melakukan kunjungan kerja ke India beberapa waktu lalu.
Bayu menyampaikan, pemerintah India telah mengubah kebijakan ekspornya, usai melakukan pembatasan atau restriksi ekspor sejumlah komoditas termasuk beras nonbasmati pada Juli 2023.
“Tidak lagi melarang sama sekali, tapi merubah kebijakan ekspornya menjadi hanya dilakukan oleh pemerintah, hanya g to g (government to government), termasuk beras pecah, gandum, dan gula,” kata Bayu dalam diskusi Direksi Perum Bulog dengan Forum Wartawan Bulog pada Kamis (21/12/2023).
Seiring dengan adanya regulasi anyar tersebut, Bayu mengatakan, pemerintah India telah membentuk sebuah lembaga yang berfungsi sebagai pintu masuk dalam melakukan kegiatan perdagangan di India.
Adapun, Bulog menjadi lembaga resmi yang ditunjuk sebagai representatif Indonesia. Dengan begitu, BUMN Pangan ini dapat bernegosiasi langsung dengan lembaga tersebut. Sayangnya, kebijakan ini membuat proses transaksi dan importasi menjadi lebih lama.
“Misalnya jika terjadi transaksi dan importasi dengan India, saya perkirakan akan terjadi di akhir semester I atau awal semester II/2024,” ujarnya.
Baca Juga
Diberitakan sebelumnya, pada Juli 2023, India memutuskan untuk menghentikan ekspor beras nonbasmati.
Kebijakan ini diberlakukan untuk memastikan ketersediaan beras nonbasmati di dalam negeri dan menahan kenaikan harga di pasar domestik akibat perubahan iklim.
“Untuk memastikan ketersediaan beras putih nonbasmati yang memadai di pasar India dan untuk menahan kenaikan harga di pasar domestik, pemerintah India telah mengubah kebijakan ekspor,” kata Kementerian Pangan India dalam sebuah pernyataan, mengutip Reuters, Jumat (21/7/2023).