Bisnis.com, JAKARTA - Selaras dengan langkah bank sentral, bank-bank China kini mempertahankan suku bunga pinjaman acuannya sehingga memperkuat perkiraan bahwa pelonggaran moneter lebih lanjut akan dilakukan pada awal 2024.
Bank-bank komersial pada Rabu (20/12/2023) menetapkan suku bunga pinjaman utama tidak berubah, termasuk suku bunga lima tahun yang digunakan sebagai referensi untuk kredit perumahan. Langkah ini dilakukan setelah bank sentral China (PBOC) mempertahankan fasilitas pinjaman jangka menengah tidak berubah pada minggu lalu.
Suku bunga dasar kredit (LPR) satu tahun dipertahankan pada 3,45%, sementara LPR lima tahun tidak berubah pada 4,20%.
Sebagian besar pinjaman baru dan pinjaman yang belum dilunasi di China didasarkan pada LPR satu tahun. Suku bunga ini diturunkan dua kali dengan total 20 basis poin pada tahun 2023.
Dalam sebuah survei Reuters terhadap 28 pengamat pasar yang dilakukan minggu ini, semua partisipan memperkirakan tidak ada perubahan baik pada LPR satu tahun maupun lima tahun.
“Langkah-langkah kuantitatif yang ditargetkan tetap menjadi alat pilihan untuk mendukung pasar dan merangsang pertumbuhan pinjaman, sementara penurunan suku bunga dalam jumlah kecil mungkin tidak efektif,” jelas ahli strategi suku bunga di Oversea-Chinese Banking Corp Ltd. di Singapura, Frances Cheung, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (20/12).
Baca Juga
Pada dua pertemuan kebijakan pekan lalu, PBOC memberikan isyarat bahwa mereka akan mempertahankan kebijakan moneter yang akan mendukung pada 2024.
Para ekonom memperkirakan bahwa hal tersebut diwujudkan dengan pemotongan suku bunga kebijakan PBOC yang moderat pada awal 2024 dan pemangkasan jumlah uang yang harus dipegang oleh bank-bank, yang dikenal sebagai rasio persyaratan cadangan.
Beberapa analis memperkirakan rasio cadangan wajib (reserve requirement ratio/RRR) akan dipangkas pada kuartal I/2024.
Ahli strategi senior di Australia & New Zealand Banking Group, Zhaopeng Xing, melihat adanya pemangkasan pada Januari 2024. Ekonom di Mizuho Securities Co, Serena Zhou, mengatakan bahwa Februari 2024 dinilai sebagai waktu yang lebih mungkin.
Adapun, ekonom Bloomberg, Eric Zhu, menuturkan bahwa keputusan pemberi pinjaman komersial China untuk mempertahankan suku bunga utama mereka pada Rabu (20/12) memperkuat pandangan bahwa pelonggaran moneter dalam waktu dekat akan lebih bergantung pada kuantitas daripada perangkat harga
Likuiditas saja tidak akan cukup - sebuah poin yang digarisbawahi oleh data kredit yang lemah di bulan November. Permintaan agregat yang lemah mengurangi minat untuk meminjam. Lebih banyak dukungan kebijakan, termasuk penurunan suku bunga, diperlukan untuk mendorong pemulihan.
Kemudian, banyak ekonom melihat menyusutnya margin keuntungan bank sebagai hambatan kunci untuk pemotongan suku bunga lebih lanjut. Pihak berwenang juga meminta para pemberi pinjaman mendukung sektor properti dan pada saat yang sama juga mencegah lonjakan kredit yang macet.
Tujuan yang saling bertentangan menyebabkan sektor tersebut mengalami penurunan prospek. Margin bunga bersih bank telah menurun di bawah level yang dianggap perlu, untuk mempertahankan keuntungan yang wajar. Hal ini menandakan para pembuat kebijakan mungkin perlu menangani biaya kewajiban mereka sebelum mereka memangkas suku bunga pinjaman.
"Kami memperkirakan PBOC akan memprioritaskan penurunan suku bunga deposito dibandingkan suku bunga pinjaman, mengingat ketatnya margin bunga di sebagian besar bank-bank di China," jelas Zhou dari Mizuho.